Debaran Merah Marun Sapardi Djoko Damono: Pilihan
Kata di Dalamnya
Oleh
Yunia Hardianti - 100211406107
Kata
sajak sering kita dengar dalam dunia sastra. Sajak merupakan salah satu genre sastra yang lahir karena
kecintan penyair terhadap bahasa. Sajak merupakan pernyataan perasaan yang
imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan. Perasaan dan pikiran penyair yang
masih abstrak dikonkretkan. Sajak tak lepas dari seni rangkai kata yang penuh
dengan makna. Penyair mengolah kata sedemikian rupa sehingga tercapai suatu
sajak. Sajak merupakan salah satu media bagi seseorang untuk mencurahkan segala
macam perasaan yang ada di benaknya.
Dalam sajak “Aku Ingin” karya Sapardi Djoko Damono, sangat kental dengan
unsur keromantisan. Sapardi Djoko Damono sangat piawai dalam memilih kata.
Dalam merangkai kata-kata yang indah dan romantis, Sapardi Djoko Damono sangat
mahir sehingga menjadi puisi yang elok rupawan. Unsur keromantisan yang
tergambar dalam puisi “Aku Ingin” tergambar dalam bait berikut.
Aku ingin mencintaimu
dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
Kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
Kepada hujan yang menjadikannya tiada.
(Aku Ingin, Sapardi Djoko Damono)
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
Kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
Kepada hujan yang menjadikannya tiada.
(Aku Ingin, Sapardi Djoko Damono)
Puisi
“Aku Ingin” sangat lekat dengan sentuhan romantis. Pilihan kata yang begitu
sempurna dalam menggambarkan unsur keromantisan.
Aku ingin mencintaimu
dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
Kepada api yang menjadikannya abu
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
Kepada api yang menjadikannya abu
Diksi
yang menunjukkan keromantisan ketika penulis sedang merasakan hangatnya jatuh
cinta. Rasa jatuh cinta yang sederhana.
Kesederhanaan yang diibaratkan ketika “kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu”
Dalam “aku ingin” penyair ingin
menyampaikan bahwa cinta sejati itu tidak perlu dinyatakan dalam kata-kata yang
berbunga-bunga, atau disertai janji-janji muluk. cinta sejati kadang bersifat
misterius, yaitu dengan kata yang tak sempat diucapkan. Cinta
antara kedua makhluk itu begitu sederhana dan luluh bersatu seperti
luluhnya kayu dalam api yang menjadikannya abu.
Sapardi
begitu sempurna dalam merangkai kata-kata romantis dalam puisi “Aku Ingin”
sehingga pembaca sangat tertarik untuk membacanya. Kata-kata romantis selalu
terungkap dalam puisi “Aku Ingin”. Rasa jatuh cinta yang digambarkan begitu
romantis dalam puisi “Aku Ingin”. Rasa jatuh cinta yang digambarkan Sapardi
Djoko Damono dalam puisi “Aku Ingin” adalah cinta yang sangat sederhana, cinta
yang tidak menuntut adanya kesempurnaan.
Aku ingin mencintaimu
dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
Kepada hujan yang menjadikannya tiada.
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
Kepada hujan yang menjadikannya tiada.
Romantisme
yang tercipta dalam puisi “Aku Ingin” mampu membuat suasana menjadi lebih dekat
dan lebih terasa belaian kasih dan sayang. Cinta yang begitu sederhana, manis,
dan romantis. Pilihan kata yang digunakan untuk membuat romantis sangat elok
dan tidak sampai kehilangan makna karena kesederhanaannya.
Cinta sejati juga
tidak perlu isyarat-isyarat. hati kedua insan yang saling bertautan dan membuat
keduanya lebur dan musnah seperti awan kepada hujan yang menjadikannya
tiada. setelah awan dan hujan menyatu, mereka berdua siap dalam ketiadaan.
Dalam puisi “Aku
Ingin” Sapardi ingin mengemukakan pandangannya tentang kesederhanaan. Tidak banyak sanjungan, tidak ada janji-janji di dalamnya tetapi puisi
tersebut begitu terasa suasana romantis yang timbul akibat daya pilihan kata
yang dipilih.
No comments:
Post a Comment