Translate

Saturday, May 11, 2013

ESAI KRITIK PROSA Rizqa Era Fithrya

PENDIDIKAN SOSIAL
MELALUI KARYA ANDREA HIRATA
Oleh
Rizqa Era Fithrya - 100211404908


Sampul novel Sang Pemimpi ini terdapat gambar laki-laki yang menatap ke atas dan duduk di atas kanal yang bentuknya berbelok-belok dan ujungnya tidak ada habisnya hingga tidak kelihatan. Kanal tersebut berada di tengah lautan yang semula warnanya putih semakin jauh warna laut itu semakin biru.Langit pada ilustrasi itu berwarna biru. Itu berarti bahwa suatu harapan atau cita-cita yang tinggi tidak mudah untuk dicapai. Banyak rintangan-rintangan yang harus dilalui untuk mencapai masa depan yang cerah. Semuanya harus dilalui dengan penuh kesabaran dan  tetap optimis bahwa cita-cita itu pasti bisa tercapai dengan usaha yang keras. Kita tidak tahu bagaimana nasib kita nantinya, kita cuma bisa melakukan yang terbaik untuk yang ada di hadapan kita sekarang. Kita harus percaya bahwa jika kita melakukan hari ini sebaik mungkin maka besok akan datang kebaikan juga untuk kita. Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu. Jangan takut bermimpi, karena kemungkinan akan terwujud dikemudian hari dengan terus belajar dan belajar.

Dalam novel Sang Pemimpi ini, diceritakan tentang kehidupan remaja-remaja yang optimis mimpi-mimpi semasa kecilnya akan terwujud dikemudian hari dengan terus belajar dan belajar .Tiga tokoh utamanya adalah Ikal, Arai, dan Jimbron. Ikal dan Arai merupakan dua orang yang masih bertalian darah. Namun, nasib Arai sungguh malang, waktu Arai kelas satu SD ibunya meninggal dunia  kemudian saat dia kelas tiga SD ayahnya pun menyusul ibunya. Arai menjadi yatim piatu sebatang kara dan kemudian dipungut keluarga Ikal. Arai dan Ikal menjadi saudara yang sangat akrab, di situ ada Ikal di situ juga pasti ada Arai. Arai sangat menyayangi Ikal dan begitu pun Ikal. Arai juga yang mengajari Ikal untuk belajar bekerja.
Masyarakat Pulau Belitong mempunyai jiwa kekeluargaan yang erat. Mereka hidup bukan hanya untuk dirinya sendiri. Jika salah satu di antara mereka mengalami suatu musibah maka yang lainnya senantiasa akan membantunya. Hal itu tercermin ketika Mak Cik membutuhkan pertolongan. Meskipun mereka bukan keluarga yang mampu, jika ada orang lain yang lebih membutuhkannya maka akan dibantulah mereka yang lebih membutuhkan tersebut. Pada bagian ini juga, Arai menunjukkan sikap dermawannya. Meskipun dia bersusaha susah payah menabung satu tahun lebih, karena mengetahui keadaan Mak Cik yang sangat menyedihkan dia lebih merelakan tabungannya tersebut untuk Mak Cik.
Pada sebuah masjid yang peraturannya sangat keras Ikal dan Arai bertemu dengan Jimbron. Jimbron tak lancar bicara. Dia mempunyai tiga  keistimewaan. Pertama, dia selalu diantar oleh pendeta jika mengaji, kedua Jimbron sangat menyukai kuda, dan yang ketiga yaitu Jimbron suka dengan sebuah hukuman.
Karena di kampung orang tua mereka tidak ada SMA, setelah mereka tamat SMP merantau ke Magai untuk sekolah di SMA Bukan Main. Mereka selain sekolah juga bekerja menjadi kuli ngambat. Selain menjadi kuli ngambat, mereka juga pernah bekerja sebagai penyelam di padang golf dan juga menjadi part time office boy di kompleks kantor pemerintah.
Saat mereka berada di kelasnya Pak Balia, Pak Balia menunjukkan sebuah gambar. Gambar itu tampak seorang pelukis yang melukis Menara Eiffel dengan pemandangan yang sangat menakjubkan. Pada saat itulah, mereka sangat ambisius bercita-cita untuk sekolah ke Prancis.
Seperti remaja lainnya yang mulai menyukai lawan jenisnya, Aai juga tertarik pada Nurmala, kembang SMA Bukan Main. Begitupun dengan Jimbron yang tertarik pada Laksmi, orang yang senasib dengan Jimbron. Kedua orang tuanya meninggal, sehingga membuat Laksmi menjadi gadis yang murung setiap harinya tanpa senyum sedikitpun. Jimbron selalu berusaha membuat Laksmi tersenyum meskipun itu sangat sulit.
Banyak persiapan yang dilakukan oleh ayah Arai dan Ikal saat akan mengambil rapor mereka. Ayah mereka sangat menyayangi kedua anaknya tersebut. Meskipun jalan menuju ke SMA tidak mudah dan juga tidak dekat, beliau yang sudah tua, tetap datang pada pembagian rapor tersebut. Namun semua kesusahan itu akan diobati oleh nilai baik yang dicapai Arai dan Ikal.
Seperti remaja lainnya yang suka berbuat kenakalan, Arai, Ikal, dan Jimbron juga berbuat kenakalan. Mereka menonton bioskop yang filmya tidak cocok untuk ditonton pada anak seusia mereka.  Saat mereka menonton tersebut tak disangka akan ketahuan pihak sekolah, dan akhirnya mereka pun di hukum di sekolah mereka.
Kejenuhan terjadi pada Ikal, dia menjadi pribadi yang pesimistis. Kini Ikal sudah tertinggal jauh dari juara pertama pada sekolah itu. Saat melihat ayahnya mengambil rapor dengan hasil yang kurang memuaskan, Arai marah pada Ikal. Arai kasihan melihat ayahnya yang susah-susah ke SMA untuk mengambil rapor, namun balasan anaknya seperti itu. Arai menasehati Ikal agar kembali bersemangat mewujudkan cita-cita semula dan akhirnya Ikal sadar.
Arai telah membuat Jimbron semangat lagi. Dia membawakan seekor kuda untuk Jimbron, tentunya semua itu juga butuh pengorbanan dari seorang Arai.  Jimbron sangat senang dan akhirnya Jimbron pun bisa membuat Laksmi tersenyum lagi. Saat itu Arai memberi kesempatan pada Jimbron untuk menaiki kuda sangat kondang, yang bernama Pangeran Mustika Raja Brana itu untuk diperlihatkan pada Laksmi, dan Laksmi pun tersenyum saat melihat Jimbron di atas punggung kuda tersebut.

Arai telah banyak membantu Ikal dalam segala hal. Ikal ingin juga membuat bahagia Arai, dia tahu yang hanya bisa membuat Arai senang yaitu Nurmala. Selama ini cintanya pada Nurmala hanya bertepuk sebelah tangan. Bahkan Nurmala tak memperdulikan sama sekali tentang usaha Arai agar cintanya diterima. Banyak hal yang dibantu Ikal untuk membuat Nurmala peduli dengan Arai. Namun semua usaha itu tidak ada hasilnya.
Pada pembagian rapor terakhir saat tamat SMAN Bukan Main, Ikal akhirnya bisa membuat ayahnya bangga, dia mendapatkan juara ketiga, sedangkan Arai mendapatkan juara kedua. Begitupun dengan Jimbron yang prestasinya juga membaik.
Ketika Arai dan Ikal akan berangkat ke Jakarta, dengan rasa bahagia Jimbron memberikan semua tabungannya untuk Ikal dan Arai. Jimbron sangat menyayangi mereka berdua, begitupun mereka.
Sesampai di Bogor kita tidak langsung mendapatkan pekerjaan. Banyak perjuangan yang mereka harus lalui, dan pada bulan kelima kami mendapatkan pekerjaan. Arai bekerja di kios fotokopi IPB, sedangkan Ikal bekerja menjadi pegai pos. Saat Ikal menempuh pendidikan ke Pusat Pendidikan Perhubungan Angkatan Darat di Cimahi, Arai pergi ke Kalimantan.
Pada tahun berikutnya, Ikal diterima di UI. Dia kuliah sambil bekerja. Sedangkan Arai kuliah di Universitas Mulawarman, jurusan boilogi. Setelah mereka lulus, mereka mengajukan beasiswa strata duayang diberikan Uni Eropa kepada sarjana-sarjana Indonesia. Akhirnya, mereka pun diterima di Universite de Paris, Sorbonne, Perancis. 
Nilai pendidikan sosial merupakan hikmah yang dapat diambil dari perilaku sosial dan tata cara hidup sosial. Suatu kesadaran dan emosi yang relatif lestari terhadap suatu objek, gagasan, atau orang juga termasuk di dalamnya. Karya sastra berkaitan erat dengan nilai sosial, karena karya sastra dapat pula bersumber dari kenyataan-kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat. Nilai pendidikan sosial yang ada dalam karya seni dapat dilihat dari cerminan kehidupan masyarakat yang diinterpretasikan (Rosyadi, dalam Dian, 2010). Nilai sosial mencakup kebutuhan hidup bersama, seperti sikap tolong menolong, cinta kasih, balas budi, kepercayaan, pengakuan, dan penghargaan. Perwujudan dari nilai pendidikan sosial tercermin pada penjelasan berikut.
a.     Sikap tolong menolong
Sikap saling tolong menolong tercermin pada beberapa tokoh. Tokoh-tokoh tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.
a)     Keluarga Ikal
Saat Arai ditinggalkanoleh kedua orang tuanya menghadap Yang Kuasa, keluarga Ikal yang bersedia untuk mengasuh Arai dan dijadikan anak angkatnya. Seperti tampak pada kutipan berikut.
....Arai menjadi yatim piatu, sebatang kara. Ia kemudian dipungut keluarga kami.                 (hlm. 14)
Saat Mak Cik membutuhkan pertolongan keluarga Ikal juga yang membantunya.
 Seperti tampak pada kutipan berikut.
Sudah tiga kali Minggu ini Mak Cik datang meminjam beras. Keluarga kami memang miskin tapi Mak Cik lebih tak beruntung. Ia tak berdaya karena tak dipedulikan lagi oleh suaminya,...(hlm. 39)


b)    Arai
Selain keluarga Ikal, Arai juga menolong Mak Cik. Meskipun harus merelakan celengan ayamnya, dia bisa bahagia dengan melihat Mak Cik dan putri-putrinya bahagia. Seperti tampak pada kutipan berikut.
....Sungguh sedikitpun tak kuduga Arai merencanakan sesuatu yang sangat mulia untuk Mak Cik. Sebuah rencana yang akan kudukung habis-habisan...(hlm. 51)
                           Arai menyerahkan karung-karung tadi pada Mak Cik. Beliau terkaget-kaget. Lalu aku tertegun mendengar rencana Arai: dengan bahan-bahan itu dimintanya Mak Cik membuat kue dan kami yang akan menjualnya” (hlm 51)
                          
                           “Mata Mak Cik berkaca-kaca. Seribu terima kasih seolah tak’kan cukup baginya.” (hlm 51)

c)     Ikal
Walaupun Ikal sangat benci kepada Arai tapi jiwa penolongnya kepada Jimbron masih tetap ada dalam dirinya, karena dia merasa walau bagaimanapun mereka adalah bersaudara. Tampak pada kutipan berikut ini.
“Aku ingin menyelamatkan Jimbron walaupun benci setengah mati pada Arai. Aku dan Arai menopang Jimbron dan beruntung kami berada dalam labirin gang yang membingungkan.”(hlm 15)

Ikal bahagia bisa membantu Jimbron terlepas dari penyakitgila kudanya. Seperti tampak pada kutipan berikut.
“....Syukurlah, Jimbron, sahabat yang paling kusayangi, hari ini telah sembuh dari penyakit gila kuda!! Ingin rasanya aku merayakan hari yang luar biasa ini dengan berderma kepada seluruh anak Melayu yatim piatu.” (hal 138)

b.     Sikap cinta kasih
Sikap cinta kasih tampak pada tokoh Jimbron yang mencintai Laksmi. Jimbron bersimpati kepada Laksmi karena merasa nasib mereka sama-sama menyedihkan. Seperti tercermin pada kutipan berikut ini.
Laksmi selalu menampilkan kesan seakan tak ada lagi orang yang mencintainya di dunia ini, padahal diam-diam, Jimbron setengah mati cinta padanya. Jimbron bersimpati kepada Laksmi karena merasa nasib mereka sama-sama memilukan. Mereka berdua, dalam usia demikian muda, mendadak sontak kehilangan orang-orang yang menjadi tumpuan kasih sayang....” (hlm 79)

Sikap cinta kasih tidak hanya dapat diberikan pada lawan jenis seperti Jimbron kepada Laksmi, namun juga dapat dilakukan oleh seorang anak terhadap orang tuanya dan sebaliknya seperti ditunjukkan oleh Ikal kepada ayahnya dan sebaliknya. Ayahnya yang selalu meluangkan waktu untuk mengambil rapot Ikal sedangkan Ikal yang berusaha untuk membahagiakan ayahnya dengan mendapatkan nilai rapor yang membanggakan. Tampak pada kutipan berikut ini.
Aku belajar bahwa pria pendiam sesunguhnya memiliki rasa kasih sayang yang jauh berlebih dibanding pria sok ngatur yang merepet saja
Buktinya, jika tiba hari pembagian rapor, ayahku mengambil cuti dua hari dari menyekop xenotim di instalasi pencucian timah, wasrai. Hari pembagian raporku adalah hari besar bagi beliau (hlm 88)
“Dan kebetulan, aku dan Arai berada di garda depan. Aku urutan ketiga, Arai kelima....” (hlm 92)

Persahabatan antara antara Ikal dan Jimbron juga merupakan sikap cinta kasih. Persahabatan mereka dapat menyadarkan Jimbron dari penyakit gila kudanya. Seperti tampak pada kutipan berikut.
Pada momen ini kami memahami bahwa persahabatan kami yang lama dan dekat lebih dari saudara, berjuang senasib sepenanggungan, bekerja keras bahu membahu sampai titik keringat terakhir untuk sekolah dan keluarga, tidur sebantal, makan sepiring, susah senang bersama, ternyata telah membuahkan maslahat yang tak terhingga bagi kami. Persahabatan berlandaskan cinta kasih itu telah merajut ikatan batin yang demikian kuat dalam kalbuku dan saking kuatnya sampai memiliki tenaga gaib penyembuhan” (hlm 139)

c.     Sikap balas budi
Sikap balas budi ditunjukkan oleh Arai dan Ikal kepada ayahnya. Mereka dapat membalas semua pengorbanan ayahnya dengan mendapatkan nilai yang membanggakan. Seperti tampak pada kutipan berikut ini.
“Beliau menemui kami, tapi tetap diam. Dan inilah momen yang paling kutunggu. Momen itu hanya sekilas, yaitu ketika beliau bergantian menatap kami dan dengan jelas menyiratkan bahwa kami adalah pahlawan baginya. Dan kami ingin , ingin sekali dengan penuh hati, menjadi pahlawan bagi beliau. Lalu ayahku tersenyum bangga, hanya tersenyum, tak ada sepatah pun kata. Senyum itu seperti ucapan terimakasih yang diucapkan melalui senyum....” (hlm 94)

Ikal juga ingin membalas budi semua kebaikan Arai kepadanya dengan membantu Arai mendekati Zakiah Nurmala, wanita yang dicintai Arai. Seperti tampak pada kutipan berikut.
Aku ingin membahagiakan Arai. Aku ingin berbuat sesuatu seperti yang ia lakukan pada Jimbron. Seperti yang ia selalu lakukan padaku. Aku sering melihat sepatuku yang menganga seperti buaya berjemur tahu-tahu sudah rekat kembali, Arai diam-diam memakunya. Aku juga selalu heran melihat kancing bajuku yang lepas tiba-tiba lengkap lagi, tanpa banyak cincong Arai menjahitnya. Jika terbangun malam-malam, aku sering mendapati telah berselimut, Arai menyelimutiku. Belum terhitung kebaikannya waktu ia membelaku dalam perkara rambut belah tengah Toni Koeswoyo saat aku masih SD dulu. Bertahun lewat tapi aku ta’kan lupa Rai, akan kubalas kebaikanmu yang tak terucapkan itu, jasamu yang tak kenal pamrih itu, ketulusanmu yang tak kasatmata itu.
Dan aku tahu persis caranya, sebab aku paham saat ini kebahagiaan Arai sesungguhnya terperangkap dalam sebuah peti. Kunci peti itu berada di tangan wanita ini: Zakiah Nurmala.... (hlm 186)

Saat Arai dan Ikal akan pergi  mengejar cita-citanys ke Jawa, Jimbron menyerahkan tabunganya untuk Arai dan Ikal. Jimbron merasa bahagia dapat berbuat sesuatu terhadap orang-orang yang selama ini banyak membantunya. Seperti tampak pada kutipan berikut ini.
“kud...kuda Sumbawa ini untukmu, Ikal....”
Aku terkejut. Jimbron menyerahkan tabungan kuda Sumbawanya untukku.
“Dan kuda sadel untukmu Arai....”
Kami terpana dan tak sanggup menerimanya.
“Dari dulu tabungan itu memang kusiapakan untuk kalian....”
Air muka Jimbron yang polos menjadi sembap. Ia tampak sangat terharu karena      dapat berbuat sesuatu untuk membantu sahabatnya.(hlm 218)


Daftar Rujukan:

Hirata, Andrea. 2006. Sang Pemimpi. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.


Dian. 2011. Nilai-Nilai Pendidikan, (Online), (http://griyawardani.wordpress.com, diakses 13 Desember 2011).

No comments:

Post a Comment