PENDIDIKAN SOSIAL
MELALUI KARYA ANDREA HIRATA
Oleh
Rizqa Era
Fithrya - 100211404908
Sampul novel
Sang Pemimpi ini terdapat gambar laki-laki yang menatap ke atas dan duduk di
atas kanal yang bentuknya berbelok-belok dan ujungnya tidak ada habisnya hingga
tidak kelihatan. Kanal tersebut berada di tengah lautan yang semula warnanya
putih semakin jauh warna laut itu semakin biru.Langit pada ilustrasi itu
berwarna biru. Itu berarti bahwa suatu harapan atau cita-cita yang tinggi tidak
mudah untuk dicapai. Banyak rintangan-rintangan yang harus dilalui untuk
mencapai masa depan yang cerah. Semuanya harus dilalui dengan penuh kesabaran
dan tetap optimis bahwa cita-cita itu
pasti bisa tercapai dengan usaha yang keras. Kita tidak tahu bagaimana nasib
kita nantinya, kita cuma bisa melakukan yang terbaik untuk yang ada di hadapan
kita sekarang. Kita harus percaya bahwa jika kita melakukan hari ini sebaik
mungkin maka besok akan datang kebaikan juga untuk kita. Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi
itu. Jangan takut bermimpi, karena kemungkinan akan terwujud dikemudian hari
dengan terus belajar dan belajar.
Dalam novel Sang
Pemimpi ini, diceritakan tentang kehidupan remaja-remaja yang optimis
mimpi-mimpi semasa kecilnya akan terwujud dikemudian hari dengan terus belajar
dan belajar .Tiga tokoh utamanya adalah Ikal, Arai, dan Jimbron. Ikal dan Arai merupakan dua orang
yang masih bertalian darah. Namun, nasib Arai sungguh malang, waktu Arai kelas
satu SD ibunya meninggal dunia kemudian
saat dia kelas tiga SD ayahnya pun menyusul ibunya. Arai menjadi yatim piatu
sebatang kara dan kemudian dipungut keluarga Ikal. Arai dan Ikal menjadi saudara yang sangat akrab, di situ ada Ikal
di situ juga pasti ada Arai. Arai sangat menyayangi Ikal dan begitu pun Ikal.
Arai juga yang mengajari Ikal untuk belajar bekerja.
Masyarakat Pulau Belitong mempunyai
jiwa kekeluargaan yang erat. Mereka hidup bukan hanya untuk dirinya sendiri.
Jika salah satu di antara mereka mengalami suatu musibah maka yang lainnya senantiasa
akan membantunya. Hal itu tercermin ketika Mak Cik membutuhkan pertolongan.
Meskipun mereka bukan keluarga yang mampu, jika ada orang lain yang lebih
membutuhkannya maka akan dibantulah mereka yang lebih membutuhkan tersebut.
Pada bagian ini juga, Arai menunjukkan sikap dermawannya. Meskipun dia
bersusaha susah payah menabung satu tahun lebih, karena mengetahui keadaan Mak
Cik yang sangat menyedihkan dia lebih merelakan tabungannya tersebut untuk Mak
Cik.
Pada sebuah masjid yang
peraturannya sangat keras Ikal dan Arai bertemu dengan Jimbron. Jimbron tak
lancar bicara. Dia mempunyai tiga
keistimewaan. Pertama, dia selalu diantar oleh pendeta jika mengaji,
kedua Jimbron sangat menyukai kuda, dan yang ketiga yaitu Jimbron suka dengan
sebuah hukuman.
Karena di kampung orang tua
mereka tidak ada SMA, setelah mereka tamat SMP merantau ke Magai untuk sekolah
di SMA Bukan Main. Mereka selain sekolah juga bekerja menjadi kuli ngambat. Selain menjadi kuli
ngambat, mereka juga pernah bekerja sebagai penyelam di padang golf dan juga
menjadi part time office boy di
kompleks kantor pemerintah.
Saat mereka berada di
kelasnya Pak Balia, Pak Balia menunjukkan sebuah gambar. Gambar itu tampak
seorang pelukis yang melukis Menara Eiffel dengan pemandangan yang sangat
menakjubkan. Pada saat itulah, mereka sangat ambisius bercita-cita untuk
sekolah ke Prancis.
Seperti remaja lainnya yang
mulai menyukai lawan jenisnya, Aai juga tertarik pada Nurmala, kembang SMA
Bukan Main. Begitupun dengan Jimbron yang tertarik pada Laksmi, orang yang
senasib dengan Jimbron. Kedua orang tuanya meninggal, sehingga membuat Laksmi
menjadi gadis yang murung setiap harinya tanpa senyum sedikitpun. Jimbron
selalu berusaha membuat Laksmi tersenyum meskipun itu sangat sulit.
Banyak persiapan yang
dilakukan oleh ayah Arai dan Ikal saat akan mengambil rapor mereka. Ayah mereka
sangat menyayangi kedua anaknya tersebut. Meskipun jalan menuju ke SMA tidak
mudah dan juga tidak dekat, beliau yang sudah tua, tetap datang pada pembagian
rapor tersebut. Namun semua kesusahan itu akan diobati oleh nilai baik yang
dicapai Arai dan Ikal.
Seperti remaja lainnya yang
suka berbuat kenakalan, Arai, Ikal, dan Jimbron juga berbuat kenakalan. Mereka
menonton bioskop yang filmya tidak cocok untuk ditonton pada anak seusia
mereka. Saat mereka menonton tersebut
tak disangka akan ketahuan pihak sekolah, dan akhirnya mereka pun di hukum di
sekolah mereka.
Kejenuhan terjadi pada Ikal,
dia menjadi pribadi yang pesimistis. Kini Ikal sudah tertinggal jauh dari juara
pertama pada sekolah itu. Saat melihat ayahnya mengambil rapor dengan hasil
yang kurang memuaskan, Arai marah pada Ikal. Arai kasihan melihat ayahnya yang
susah-susah ke SMA untuk mengambil rapor, namun balasan anaknya seperti itu.
Arai menasehati Ikal agar kembali bersemangat mewujudkan cita-cita semula dan
akhirnya Ikal sadar.
Arai telah membuat Jimbron
semangat lagi. Dia membawakan seekor kuda untuk Jimbron, tentunya semua itu
juga butuh pengorbanan dari seorang Arai.
Jimbron sangat senang dan akhirnya Jimbron pun bisa membuat Laksmi
tersenyum lagi. Saat itu Arai memberi kesempatan pada Jimbron untuk menaiki
kuda sangat kondang, yang bernama Pangeran Mustika Raja Brana itu untuk
diperlihatkan pada Laksmi, dan Laksmi pun tersenyum saat melihat Jimbron di
atas punggung kuda tersebut.
Arai telah banyak membantu
Ikal dalam segala hal. Ikal ingin juga membuat bahagia Arai, dia tahu yang
hanya bisa membuat Arai senang yaitu Nurmala. Selama ini cintanya pada Nurmala
hanya bertepuk sebelah tangan. Bahkan Nurmala tak memperdulikan sama sekali
tentang usaha Arai agar cintanya diterima. Banyak hal yang dibantu Ikal untuk
membuat Nurmala peduli dengan Arai. Namun semua usaha itu tidak ada hasilnya.
Pada pembagian rapor
terakhir saat tamat SMAN Bukan Main, Ikal akhirnya bisa membuat ayahnya bangga,
dia mendapatkan juara ketiga, sedangkan Arai mendapatkan juara kedua. Begitupun
dengan Jimbron yang prestasinya juga membaik.
Ketika Arai dan Ikal akan
berangkat ke Jakarta, dengan rasa bahagia Jimbron memberikan semua tabungannya
untuk Ikal dan Arai. Jimbron sangat menyayangi mereka berdua, begitupun mereka.
Sesampai di Bogor kita tidak
langsung mendapatkan pekerjaan. Banyak perjuangan yang mereka harus lalui, dan
pada bulan kelima kami mendapatkan pekerjaan. Arai bekerja di kios fotokopi
IPB, sedangkan Ikal bekerja menjadi pegai pos. Saat Ikal menempuh pendidikan ke
Pusat Pendidikan Perhubungan Angkatan Darat di Cimahi, Arai pergi ke
Kalimantan.
Pada tahun berikutnya, Ikal
diterima di UI. Dia kuliah sambil bekerja. Sedangkan Arai kuliah di Universitas
Mulawarman, jurusan boilogi. Setelah mereka lulus, mereka mengajukan beasiswa
strata duayang diberikan Uni Eropa kepada sarjana-sarjana Indonesia. Akhirnya,
mereka pun diterima di Universite de Paris, Sorbonne, Perancis.
Nilai pendidikan
sosial merupakan hikmah yang dapat diambil dari perilaku sosial dan tata cara
hidup sosial. Suatu kesadaran dan emosi yang relatif lestari terhadap suatu
objek, gagasan, atau orang juga termasuk di dalamnya. Karya sastra berkaitan
erat dengan nilai sosial, karena karya sastra dapat pula bersumber dari
kenyataan-kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat. Nilai pendidikan sosial
yang ada dalam karya seni dapat dilihat dari cerminan kehidupan masyarakat yang
diinterpretasikan (Rosyadi, dalam Dian, 2010). Nilai sosial mencakup kebutuhan
hidup bersama, seperti sikap tolong menolong, cinta kasih, balas budi, kepercayaan,
pengakuan, dan penghargaan. Perwujudan dari nilai pendidikan sosial tercermin pada penjelasan berikut.
a.
Sikap tolong menolong
Sikap saling tolong menolong tercermin pada beberapa tokoh. Tokoh-tokoh
tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Keluarga Ikal
Saat Arai ditinggalkanoleh kedua orang tuanya menghadap Yang Kuasa,
keluarga Ikal yang bersedia untuk mengasuh Arai dan dijadikan anak angkatnya.
Seperti tampak pada kutipan berikut.
....Arai menjadi yatim
piatu, sebatang kara. Ia kemudian dipungut keluarga kami. (hlm. 14)
Saat Mak Cik membutuhkan pertolongan keluarga Ikal juga yang membantunya.
Seperti tampak pada kutipan berikut.
Sudah tiga kali Minggu ini Mak Cik datang meminjam beras. Keluarga kami
memang miskin tapi Mak Cik lebih tak beruntung. Ia tak berdaya karena tak
dipedulikan lagi oleh suaminya,...(hlm. 39)
b) Arai
Selain keluarga Ikal, Arai juga menolong Mak Cik. Meskipun harus merelakan
celengan ayamnya, dia bisa bahagia dengan melihat Mak Cik dan putri-putrinya
bahagia. Seperti tampak pada kutipan berikut.
....Sungguh sedikitpun tak kuduga Arai merencanakan sesuatu yang sangat
mulia untuk Mak Cik. Sebuah rencana yang akan kudukung habis-habisan...(hlm. 51)
“Arai
menyerahkan karung-karung tadi pada Mak Cik. Beliau terkaget-kaget. Lalu aku
tertegun mendengar rencana Arai: dengan bahan-bahan itu dimintanya Mak Cik
membuat kue dan kami yang akan menjualnya” (hlm 51)
“Mata Mak
Cik berkaca-kaca. Seribu terima kasih seolah tak’kan cukup baginya.” (hlm 51)
c) Ikal
Walaupun Ikal sangat benci
kepada Arai tapi jiwa penolongnya kepada Jimbron masih tetap ada dalam dirinya,
karena dia merasa walau bagaimanapun mereka adalah bersaudara. Tampak
pada kutipan berikut ini.
“Aku ingin menyelamatkan
Jimbron walaupun benci setengah mati pada Arai. Aku dan Arai menopang Jimbron
dan beruntung kami berada dalam labirin gang yang membingungkan.”(hlm 15)
Ikal bahagia bisa membantu Jimbron
terlepas dari penyakitgila kudanya. Seperti tampak pada kutipan berikut.
“....Syukurlah, Jimbron, sahabat yang paling kusayangi, hari ini telah
sembuh dari penyakit gila kuda!! Ingin rasanya aku merayakan hari yang luar
biasa ini dengan berderma kepada seluruh anak Melayu yatim piatu.” (hal 138)
b.
Sikap cinta kasih
Sikap cinta kasih tampak pada tokoh Jimbron yang mencintai Laksmi. Jimbron
bersimpati kepada Laksmi karena merasa nasib mereka sama-sama menyedihkan.
Seperti tercermin pada kutipan berikut ini.
“Laksmi selalu menampilkan kesan seakan tak
ada lagi orang yang mencintainya di dunia ini, padahal diam-diam, Jimbron
setengah mati cinta padanya. Jimbron bersimpati kepada Laksmi karena merasa
nasib mereka sama-sama memilukan. Mereka berdua, dalam usia demikian muda,
mendadak sontak kehilangan orang-orang yang menjadi tumpuan kasih sayang....” (hlm 79)
Sikap cinta kasih tidak hanya dapat diberikan pada lawan jenis seperti
Jimbron kepada Laksmi, namun juga dapat dilakukan oleh seorang anak terhadap
orang tuanya dan sebaliknya seperti ditunjukkan oleh Ikal kepada ayahnya dan
sebaliknya. Ayahnya yang selalu meluangkan waktu untuk mengambil rapot Ikal
sedangkan Ikal yang berusaha untuk membahagiakan ayahnya dengan mendapatkan
nilai rapor yang membanggakan. Tampak pada kutipan berikut ini.
“Aku belajar bahwa pria pendiam sesunguhnya
memiliki rasa kasih sayang yang jauh berlebih dibanding pria sok ngatur yang
merepet saja
Buktinya, jika tiba
hari pembagian rapor, ayahku mengambil cuti dua hari dari menyekop xenotim di
instalasi pencucian timah, wasrai. Hari pembagian raporku adalah hari besar
bagi beliau” (hlm 88)
“Dan kebetulan, aku
dan Arai berada di garda depan. Aku urutan ketiga, Arai kelima....” (hlm 92)
Persahabatan antara antara Ikal dan Jimbron juga merupakan sikap cinta
kasih. Persahabatan mereka dapat menyadarkan Jimbron dari penyakit gila kudanya.
Seperti tampak pada kutipan berikut.
“Pada momen ini
kami memahami bahwa persahabatan kami yang lama dan dekat lebih dari saudara,
berjuang senasib sepenanggungan, bekerja keras bahu membahu sampai titik
keringat terakhir untuk sekolah dan keluarga, tidur sebantal, makan sepiring,
susah senang bersama, ternyata telah membuahkan maslahat yang tak terhingga
bagi kami. Persahabatan berlandaskan cinta kasih itu telah merajut ikatan batin
yang demikian kuat dalam kalbuku dan saking kuatnya sampai memiliki tenaga gaib
penyembuhan” (hlm 139)
c.
Sikap balas budi
Sikap balas budi ditunjukkan oleh Arai dan Ikal kepada ayahnya. Mereka
dapat membalas semua pengorbanan ayahnya dengan mendapatkan nilai yang
membanggakan. Seperti tampak pada kutipan berikut ini.
“Beliau menemui
kami, tapi tetap diam. Dan inilah momen yang paling kutunggu. Momen itu hanya
sekilas, yaitu ketika beliau bergantian menatap kami dan dengan jelas
menyiratkan bahwa kami adalah pahlawan baginya. Dan kami ingin , ingin sekali
dengan penuh hati, menjadi pahlawan bagi beliau. Lalu ayahku tersenyum bangga,
hanya tersenyum, tak ada sepatah pun kata. Senyum itu seperti ucapan
terimakasih yang diucapkan melalui senyum....” (hlm 94)
Ikal juga ingin membalas budi semua kebaikan Arai kepadanya dengan membantu
Arai mendekati Zakiah Nurmala, wanita yang dicintai Arai. Seperti tampak pada
kutipan berikut.
“Aku ingin membahagiakan Arai. Aku ingin
berbuat sesuatu seperti yang ia lakukan pada Jimbron. Seperti yang ia selalu
lakukan padaku. Aku sering melihat sepatuku yang menganga seperti buaya
berjemur tahu-tahu sudah rekat kembali, Arai diam-diam memakunya. Aku juga
selalu heran melihat kancing bajuku yang lepas tiba-tiba lengkap lagi, tanpa
banyak cincong Arai menjahitnya. Jika terbangun malam-malam, aku sering
mendapati telah berselimut, Arai menyelimutiku. Belum terhitung kebaikannya
waktu ia membelaku dalam perkara rambut belah tengah Toni Koeswoyo saat aku
masih SD dulu. Bertahun lewat tapi aku ta’kan lupa Rai, akan kubalas kebaikanmu
yang tak terucapkan itu, jasamu yang tak kenal pamrih itu, ketulusanmu yang tak
kasatmata itu.
Dan aku tahu persis
caranya, sebab aku paham saat ini kebahagiaan Arai sesungguhnya terperangkap
dalam sebuah peti. Kunci peti itu berada di tangan wanita ini: Zakiah
Nurmala.... ” (hlm 186)
Saat Arai dan Ikal akan pergi
mengejar cita-citanys ke Jawa, Jimbron menyerahkan tabunganya untuk Arai
dan Ikal. Jimbron merasa bahagia dapat berbuat sesuatu terhadap orang-orang
yang selama ini banyak membantunya. Seperti tampak pada kutipan berikut ini.
“kud...kuda Sumbawa
ini untukmu, Ikal....”
Aku terkejut.
Jimbron menyerahkan tabungan kuda Sumbawanya untukku.
“Dan kuda sadel
untukmu Arai....”
Kami terpana dan
tak sanggup menerimanya.
“Dari dulu tabungan
itu memang kusiapakan untuk kalian....”
Air muka Jimbron yang polos menjadi
sembap. Ia tampak sangat terharu karena dapat
berbuat sesuatu untuk membantu sahabatnya.(hlm 218)
Daftar Rujukan:
Hirata,
Andrea. 2006. Sang Pemimpi.
Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
Dian. 2011. Nilai-Nilai
Pendidikan, (Online), (http://griyawardani.wordpress.com, diakses 13 Desember 2011).
No comments:
Post a Comment