Translate

Monday, May 20, 2013

ESAI KRITIK PROSA Putri Bayu Pungkasari

KEN DEDES I’M IN LOVE,
CERITA KOCAK MAHESA ARIE

            Sebuah legenda cinta sejati yang kocak ketika memaca Ken Dedes I’m In Love. Cerita yang penuh keharuan dan perjuangan dalam hidup sederhana layaknya orang desa. Ceritanya kocak, keharuannya mengalir, perjuangan demi perjuangan yang menelusuri setiap cerita.
            Kisahnya mengharukan. Ken Dedes bertemu dengan seorang laki-laki dalam perjalanan pulangnya dari sungai, dia tidak tahu siapa lelaki itu. Beberapa hari kemudian ternyata lelaki itu datang ke rumahnya untuk menemui ayah Ken Dedes. Setelah kepergian laki-laki itu Ken Dedes sangat murung sehingga membuat ayahnya kebingungan. Kemudian ia bercerita tentang semuanya kepada ayahnya dan ayahnya pun siap membantu Ken Dedes mendekati laki-laki itu, yaitu sales kuda.

            Sebenarnya cerita ini sudah hampir selesai, karena laki-laki yang disukai Ken Dedes ternyata juga menyukainya. Laki-laki itu yaitu Ken Arok. Dapat kita bayangankan dua sejoli itu dapat menikah, mempunyai anak, dan akhir cerita Ken Dedes dan Ken Arok mereka hidup bahagia. Tetapi itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, cerita Ken Dedes tidak semudah itu, kejadiannya tidak semudah yang kita bayangkan. Ada satu kejadian yang menjauhkan Ken Dedes dan Ken Arok.
            Pada suatu penggalang cerita, Ken Dedes tidak jujur kepada ayahnya tentang apa yang terjadi dalam dirinya yang membuat dia terus murung setiap hari. Ia sendiri juga kebingungan, kebingungan terhadap rasa cinta di hatinya kepada si sales kuda. Dan juga kebingungan terhadap Ken Taki, temannya yang mempunyai sifat aneh yang tidak terduga. Ken Taki sosok orang yang sudah lanjut usia dengan arah fikiran yang tidak terduga dan ide-ide yang konyol.
            Ken Dedes adalah perempuan desa yang pendiam, tidak bisa bergaul, lugu, dan selalu berfikir ide-ide yang ia temukan merupakan ide brilliant yang sebenarnya ide tidak masuk akal. Menyangka orang lain tidak mengerti idenya, ia kebingungan apabila idenya tidak diterima orang lain, menganggap orang lain bahwa idenya gila dan tidak pantas untuk didengarkan. Ragu-ragu dalam setiap tindakan, berfikir tidak akan bisa dan mustahil terjadi. Cerita Ken Dedes yang gencar mendekati seorang cowok dengan bantuan Ken Taki dan Ayahnya menunjukkan dirinya yang tidak percaya diri dan melankolis. Sedikit bertentangn dengan wajah ayunya sebagai kembang desa, tetapi juga tidak mustahi.
Gaya cerita dengan gaya jail, di sana-sini diselingi berbagai percakapan dan kejadian-kejadian lucu yang spontan dan menghibur. Percakapan Ken Dedes yang lugu dengan Ken Taki sebagai seorang teman, kejadian-kejadian yang tidak terduga Ken Dedes dengan ayahnya dan Ken Taki. Cerita kocak yang menghibur tentang orang desa dan segala yang ada di dalam masyarakat, semua itu dikisahkan dengan gaya bercerita yang kocak tetapi romantis.
Bercerita Ken Dedes yang mengetahui kepergian Ken Taki, pada waktu itu Ken Taki pergi menemui Ken Arok.
Ken Dedes baru saja menyelesaikan pekerjaan rutinya jogging sekalian bebenah rumah-ketika sekonyong-konyongnya Ken Taki muncul dengan raut muka yang marah sambil mulutnya komat-kamit mengunyah permen karet rasa jengkol! Dengan gaya seorang barbarian, langsung aja ia berdiri berkacak pinggang di depan sang empunya rumah.
Tau ada tamu kurang ajat kayak gitu, Ken Dedes tetep kul dan justru membalas dengan sesimpul senyuman yang teramat manis.
“Ada apa Ken Taki?” tukasnya lembut seraya menghentikan aksinya, dan berdiri memandang sahabatnya itu dengan alis mengkerut.
“WEUHH!! Pait!” teriak Ken Taki sembari membuang permennya yang masih separo, “Aku cumin monanya, kemarin dulu yang ke sini tuh Ken Arok, kan? ” serunya kepada Ken Dedes yang langsung bloon dibuat-buatnya.
“Iyya. Memangnya ada apa?”
“Nggak cumin nanya! Lagian ngapain dia ke sini?” tanpa disadari, ada rasa cemburu dalam kata-katanya barusan. Ngeliat gelagat seperti itu, buru-buru Ken Dedes menarik tangan sahabatnya itu, dan mendudukannya di tepi bangku yang udah selesai dibersihkan. Lantas dengan penuh kasih saying, dielusnya rambut Ken Taki seraya berujar pelan.
“Dia kesini karena diundang Ayahanda. Kebetulan sebelumnya dia juga pernah ke sini… Di samping itu dia pergi untuk menghindari para cewek-cewek yang pada tergila-gila padanya. Termasuk…. kamu, kan?” katanya dengan tenang.
Mendengar kalmia yang terakhir itu Ken Taki sontak berdiri.
“Sejuta Dewa Tanpa Celana!!!” pekiknya nggak tanggung-tanggung. “Bagaimana dia bisa tau?” tanyanya jutek abis.
“Bukan dia…,” sahut Ken Dedes geli, “tapi PAK KUSIR yang ngasih tau. Dia yang menceritakan semuanya.” (hal. 70—72)
Kejadian –kejadian Ken Dedes yang tidak terduga dengan Ken Taki pada waktu di perempatan traffic light yang lampunya aktif sesuai keinginan petugas, pulang dari sungai menuju rumahnya. Dilukiskan dengan penuh cerita lucu dan tidak terduga.
Aduh lama banget nih. Mana udah kebelet pipis lagi. Sialaaannn! Petugasnya kemana sih?!!! ” Ken Taki mencak-mencak seraya nungging-nungging menahan pipis.
Mendengar itu Ken Dedes tersenyum…
“Saban Ken Taki. Mungkin petugasnya baru ada perlu. Ntar juga datang,” katanay lembut.
“Hah SABAR?” teriak Ken Taki sekencang-kencangnya! “Sejuta Dewa Tanpa Celana…. Apa nungguin satu jam lebih itu namanya bukan sabar?!!! Aku kan PENGIN PIPIS, Ken Dedes!!!” pekik nya histeris sambil melotot.
Kontan orang-orang bengong ngeliatin mereka berdua…
Melihat situasi yang sedemikian genting, Ken Dedes mondar-mandir sembari memaksa otaknya berfikir keras.
Hingga akhirnya ia menemukan gagasan yang sangat-sangat BRILLIANT! Sebuah gagasan yang bahkan belum pernah terfikirkan pada jaman itu.
“Ken Taki, gimana kalau kamu pipisnya di situ aja?” katanya sambil menunjuk tempat yang letaknya persis di bawah traffic light. Dekat perempatan jalan
Serta merta Ken Taki melotot!
“KEN DEDESSS!!!!”
Belum juga kalimatnya terucap dengan sempurna, tau-tau Ken Dedes udah ngarahin pundaknya … dan menggiringnya menjauhi pandangan orang-orang yang sempat menoleh karena ngerasa bakal ada kejadian mengerikan yang sebentar lagi akan terjadi…
“Ssssttt, jangan keras-keras, Ken Taki. Ntar ada yang denger. Jangan sampek ideku ini disabot! Maksudku tuh gini… biar pipisnya nggak kelihatan  orang-orang, kamu pipisnya sambil MEREM gimana?!!! Canggih kan?” Ken Dedes menatap sohibnya itu penuh ekspresi. Takjub pada dirinya sendiri. Karena berhasil membantu Ken Taki di kala sohibnya itu sedang dirundung kesusahan yang teramat susah.
“KUDACEBOL KUTUKURAP-ANJUNGBUNTING BABINGEPOT-KEBOKENTUTS-APEMGOSONG TUMISKUCING-BUNTUTUNTA PANTAT-CUILLL!!!!!!”
Yakkk!! Ken Taki sukses mengeluarkan teriakannya! Mengguncang Kadipaten Tumampel. Dan mengakibatkan gempa bumi sebesar 7,4 skala rikter. (hal 14—16)
Betapa menggeparkan kejadian tersebut seperti gempa bumi yang tiba-tiba melanda Kabupaten Tumampel. Ken Dedes dan orang-orang disekitarnya terpaksa harus terlempar beberapa meter dari tempatnya semula karena kedahsyatannya suara Ken Taki.
Peristiwa itu betul-betul dahsyyattt efeknya! Jalanan porak poranda. Pepohonan pada tumbang. Dan orok-orok bayi keluar sebelum waktunya!
Ken Taki sendiri sampai terengah-engah kehabisan napas! Makanya buru-buru untuk mengisi stok napasnya yang kembang-kempis!
Sementara itu Ken Dedes harus rela mencelat sampe beberapa depa. Nyungsep ke seberang jalan! Terkapar pasrah di antara korban-korban yang lain. (hal 16—17)



No comments:

Post a Comment