KEN
DEDES I’M IN LOVE,
CERITA
KOCAK MAHESA ARIE
Sebuah
legenda cinta sejati yang kocak ketika memaca Ken Dedes I’m In Love. Cerita yang penuh keharuan dan perjuangan
dalam hidup sederhana layaknya orang desa. Ceritanya kocak, keharuannya
mengalir, perjuangan demi perjuangan yang menelusuri setiap cerita.
Kisahnya
mengharukan. Ken Dedes bertemu dengan seorang laki-laki dalam perjalanan
pulangnya dari sungai, dia tidak tahu siapa lelaki itu. Beberapa hari kemudian ternyata
lelaki itu datang ke rumahnya untuk menemui ayah Ken Dedes. Setelah kepergian
laki-laki itu Ken Dedes sangat murung sehingga membuat ayahnya kebingungan.
Kemudian ia bercerita tentang semuanya kepada ayahnya dan ayahnya pun siap
membantu Ken Dedes mendekati laki-laki itu, yaitu sales kuda.
Sebenarnya
cerita ini sudah hampir selesai, karena laki-laki yang disukai Ken Dedes
ternyata juga menyukainya. Laki-laki itu yaitu Ken Arok. Dapat kita bayangankan
dua sejoli itu dapat menikah, mempunyai anak, dan akhir cerita Ken Dedes dan
Ken Arok mereka hidup bahagia. Tetapi itu tidak semudah membalikkan telapak
tangan, cerita Ken Dedes tidak semudah itu, kejadiannya tidak semudah yang kita
bayangkan. Ada satu kejadian yang menjauhkan Ken Dedes dan Ken Arok.
Pada
suatu penggalang cerita, Ken Dedes tidak jujur kepada ayahnya tentang apa yang
terjadi dalam dirinya yang membuat dia terus murung setiap hari. Ia sendiri
juga kebingungan, kebingungan terhadap rasa cinta di hatinya kepada si sales
kuda. Dan juga kebingungan terhadap Ken Taki, temannya yang mempunyai sifat
aneh yang tidak terduga. Ken Taki sosok orang yang sudah lanjut usia dengan
arah fikiran yang tidak terduga dan ide-ide yang konyol.
Ken Dedes adalah perempuan desa yang pendiam, tidak bisa
bergaul, lugu, dan selalu berfikir ide-ide yang ia temukan merupakan ide
brilliant yang sebenarnya ide tidak masuk akal. Menyangka orang lain tidak
mengerti idenya, ia kebingungan apabila idenya tidak diterima orang lain,
menganggap orang lain bahwa idenya gila dan tidak pantas untuk didengarkan.
Ragu-ragu dalam setiap tindakan, berfikir tidak akan bisa dan mustahil terjadi.
Cerita Ken Dedes yang gencar mendekati seorang cowok dengan bantuan Ken Taki
dan Ayahnya menunjukkan dirinya yang tidak percaya diri dan melankolis. Sedikit
bertentangn dengan wajah ayunya sebagai kembang desa, tetapi juga tidak
mustahi.
Gaya cerita dengan gaya jail,
di sana-sini diselingi berbagai percakapan dan kejadian-kejadian lucu yang
spontan dan menghibur. Percakapan Ken Dedes yang lugu dengan Ken Taki sebagai
seorang teman, kejadian-kejadian yang tidak terduga Ken Dedes dengan ayahnya
dan Ken Taki. Cerita kocak yang menghibur tentang orang desa dan segala yang
ada di dalam masyarakat, semua itu dikisahkan dengan gaya bercerita yang kocak
tetapi romantis.
Bercerita Ken Dedes yang mengetahui
kepergian Ken Taki, pada waktu itu Ken Taki pergi menemui Ken Arok.
Ken
Dedes baru saja menyelesaikan pekerjaan rutinya jogging sekalian bebenah
rumah-ketika sekonyong-konyongnya Ken Taki muncul dengan raut muka yang marah
sambil mulutnya komat-kamit mengunyah permen karet rasa jengkol! Dengan gaya
seorang barbarian, langsung aja ia berdiri berkacak pinggang di depan sang
empunya rumah.
Tau ada
tamu kurang ajat kayak gitu, Ken Dedes tetep kul dan justru membalas dengan
sesimpul senyuman yang teramat manis.
“Ada
apa Ken Taki?” tukasnya lembut seraya menghentikan aksinya, dan berdiri
memandang sahabatnya itu dengan alis mengkerut.
“WEUHH!!
Pait!” teriak Ken Taki sembari membuang permennya yang masih separo, “Aku cumin
monanya, kemarin dulu yang ke sini tuh Ken Arok, kan? ” serunya kepada Ken
Dedes yang langsung bloon dibuat-buatnya.
“Iyya.
Memangnya ada apa?”
“Nggak
cumin nanya! Lagian ngapain dia ke sini?” tanpa disadari, ada rasa cemburu
dalam kata-katanya barusan. Ngeliat gelagat seperti itu, buru-buru Ken Dedes
menarik tangan sahabatnya itu, dan mendudukannya di tepi bangku yang udah
selesai dibersihkan. Lantas dengan penuh kasih saying, dielusnya rambut Ken
Taki seraya berujar pelan.
“Dia
kesini karena diundang Ayahanda. Kebetulan sebelumnya dia juga pernah ke sini…
Di samping itu dia pergi untuk menghindari para cewek-cewek yang pada
tergila-gila padanya. Termasuk…. kamu, kan?” katanya dengan tenang.
Mendengar
kalmia yang terakhir itu Ken Taki sontak berdiri.
“Sejuta
Dewa Tanpa Celana!!!” pekiknya nggak tanggung-tanggung. “Bagaimana dia bisa
tau?” tanyanya jutek abis.
“Bukan
dia…,” sahut Ken Dedes geli, “tapi PAK KUSIR yang ngasih tau. Dia yang
menceritakan semuanya.” (hal. 70—72)
Kejadian –kejadian Ken Dedes
yang tidak terduga dengan Ken Taki pada waktu di perempatan traffic light yang lampunya aktif sesuai
keinginan petugas, pulang dari sungai menuju rumahnya. Dilukiskan dengan penuh
cerita lucu dan tidak terduga.
“Aduh lama
banget nih. Mana udah kebelet pipis lagi. Sialaaannn! Petugasnya kemana sih?!!!
” Ken Taki mencak-mencak seraya nungging-nungging menahan pipis.
Mendengar
itu Ken Dedes tersenyum…
“Saban
Ken Taki. Mungkin petugasnya baru ada perlu. Ntar juga datang,” katanay lembut.
“Hah
SABAR?” teriak Ken Taki sekencang-kencangnya! “Sejuta Dewa Tanpa Celana…. Apa
nungguin satu jam lebih itu namanya bukan sabar?!!! Aku kan PENGIN PIPIS, Ken
Dedes!!!” pekik nya histeris sambil melotot.
Kontan
orang-orang bengong ngeliatin mereka berdua…
Melihat
situasi yang sedemikian genting, Ken Dedes mondar-mandir sembari memaksa
otaknya berfikir keras.
Hingga
akhirnya ia menemukan gagasan yang sangat-sangat BRILLIANT! Sebuah gagasan yang
bahkan belum pernah terfikirkan pada jaman itu.
“Ken
Taki, gimana kalau kamu pipisnya di situ aja?” katanya sambil menunjuk tempat
yang letaknya persis di bawah traffic light. Dekat perempatan jalan
Serta
merta Ken Taki melotot!
“KEN
DEDESSS!!!!”
Belum
juga kalimatnya terucap dengan sempurna, tau-tau Ken Dedes udah ngarahin
pundaknya … dan menggiringnya menjauhi pandangan orang-orang yang sempat
menoleh karena ngerasa bakal ada kejadian mengerikan yang sebentar lagi akan
terjadi…
“Ssssttt,
jangan keras-keras, Ken Taki. Ntar ada yang denger. Jangan sampek ideku ini
disabot! Maksudku tuh gini… biar pipisnya nggak kelihatan orang-orang, kamu pipisnya sambil MEREM
gimana?!!! Canggih kan?” Ken Dedes menatap sohibnya itu penuh ekspresi. Takjub
pada dirinya sendiri. Karena berhasil membantu Ken Taki di kala sohibnya itu
sedang dirundung kesusahan yang teramat susah.
“KUDACEBOL
KUTUKURAP-ANJUNGBUNTING BABINGEPOT-KEBOKENTUTS-APEMGOSONG
TUMISKUCING-BUNTUTUNTA PANTAT-CUILLL!!!!!!”
Yakkk!! Ken Taki sukses mengeluarkan
teriakannya! Mengguncang Kadipaten Tumampel. Dan mengakibatkan gempa bumi
sebesar 7,4 skala rikter. (hal 14—16)
Betapa menggeparkan kejadian tersebut seperti
gempa bumi yang tiba-tiba melanda Kabupaten Tumampel. Ken Dedes dan orang-orang
disekitarnya terpaksa harus terlempar beberapa meter dari tempatnya semula
karena kedahsyatannya suara Ken Taki.
Peristiwa
itu betul-betul dahsyyattt efeknya! Jalanan porak poranda. Pepohonan pada
tumbang. Dan orok-orok bayi keluar sebelum waktunya!
Ken
Taki sendiri sampai terengah-engah kehabisan napas! Makanya buru-buru untuk
mengisi stok napasnya yang kembang-kempis!
Sementara
itu Ken Dedes harus rela mencelat sampe beberapa depa. Nyungsep ke seberang
jalan! Terkapar pasrah di antara korban-korban yang lain. (hal 16—17)
No comments:
Post a Comment