KARAKTER TOKOH DAN ALUR
“LAKON DILARANG MENYANYI DI
KAMAR MANDI”
KARYA GUSMEL RIYADH
Oleh
Putri Bayu Pungkasari - 100211406101
1. Analisis Karakter Tokoh
Dalam lakon dilarang
menyanyi di kamar mandi karya Gusmel Riyadh
ini di dalamnya terdapat lima karakter tokoh, yaitu Pak. RT, Hansip, Ibu-Ibu,
Zus dan Lelaki. Pengidentifikasian tokoh Pak. RT dalam lakon ini dapat kita
ketahui dari jabatannya. Dilihat dari jabatannnya saja Pak. RT ini pasti
mempunyai sikap wibawa dan menjadi penengah dalam setiap masalah di desanya, hal
tersebut dapat kita ketahui dari penggalan percakapannya.
“lho, lho, lho, sabar dulu. Semuanya harus
dibicarakan baik-baik. Dengan
musyawarah, dengan Mufakat, jangan main hakim sendiri. Dia kan tidak membuat kesalahan
apa-apa?,... Banyak penyanyi Jazz suaranya serak-serak basah, tidak menimbulkan masalah. Padahal lagu- lagunya
tersebar ke seluruh dunia.“
Tidak
hanya mempunyai sikap yang berwibawa dan selalu menjadi penengah, Pak. RT juga
mempunyai sikap atau rasa yang dia tidak mahu menyalahkan seseorang atas
sesuatu yang sebenarnya itu tidak salah, akantetapi banyak orang yang
menganggap hal itu salah maka hal tersebut
menjadi salah.
“Terlalu! Pikiran sendiri kemana-mana,
orang lain disalahkan.”
“Bukan salah wanita itu dong! Salahnya sendiri kenapa mesti membayangkan
yang tidak-tidak? Apa tidak ada pekerjaan lain?”
“Pengalamannya yang panjang sebagai
ketua RT membuat saya hafal, segala
sesuatu bisa disebut kebenaran hanya jika dianut orang banyak..., karena dianggap memang sudah seharusnya.”
“Tidak mungkin, wanita itu tidak
bersalah. Bahkan melarangnya nyanyi saja sudah keterlaluan. “
Memang
tidak mudah menjadi seorang pemimpin yang harus mengatur beratus-ratus, bahkan
beribu-ribu juta masyarakat atau warga dengan berbagai macam tujuan dan
berbagai macam fikiran serta kemahuan mereka. Pemimpin harus tegas dan harus
cepat mengambil keputusan sebelum masalah yang ada tambah runyam.
“Aduh, terimakasih banyak Zus. Harap maklum Zus, saya cuma tidak ingin
masyarakat menjadi resah.”
“Begitulah Zus, saya harap Zus
berbesar hati menghadapi semua ini. Maklumlah orang
kampung Zus, kalau sedang
emosi semaunya sendiri.”
Karakter yang kedua adalah “Zus”
Dia
adalah seorang wanita yang mempunyai kelapangan hati dan sabar menerima segala
sesuatu serta mau mengerti sebuah keadaan yang sebenarnya itu bukan salahnya.
Tapi kesalahan orang lain saja yang terlalu berlebihan mengimajinasikannya.
“Baiklah Pak RT, Saya usahakan untuk
tidak menyanyi di kamar mandi. Akan saya usahakan
agar mulut saya tidak
mengeluarkan suara sedikit pun.”
“Wanita itu lagi-lagi tersenyum
penuh pengertian.”
“Sudahlah Pak, jangan dipikir, saya
mau pindah ke kondominium saja, supaya
tidak mengganggu orang lain.”
Karakter yang ketiga adalah para lelaki
Dalam
lakon ini para lelaki mempunyai sifat yang negatif, dalam arti fikirannya jorok
dan kelakuannyapun juga tidak baik. Itu terbukti dari kegemaran mereka yang
selalu di balik tembok ketika Zus mandi dan fikirannya pun juga melayang ke
hal-hal negatif itu dapat diketahui dari prolog sebagai berikut.
“Suara wanita itu serak-serak basah,
entah apa pula yang dibayangkan
orang-orang dibalik tembok dengan
suara yang serak-serak basah itu. Wajah mereka
seperti orang lupa,...mereka sungguh-sungguh senang berada disana.”
“Kalau dia menyanyi suaranya sexy sekali,...
aku tidak bisa tidak membayangkan tubuh yang begitu penuh dan berisi.
Seandainya tubuh itu ku peluk
dan kubanting ke tempat tidur. Seandainya ..”
Karakter keempat adalah Ibu-ibu
Cemburu
itu memang wajar, tapi kalau cemburu manjadi iri dan menimbulkan masalah itu
baru tidak wajar. Dalam lakon ini para ibu-ibu memiliki sifat egois, menilai
seseorang sesukanya dan main hakim sendiri. Sebenarnya masalah yang timbul itu
bukan dari Zus akan tetapi dari suaminya sendiri dan para istri yang tidak bisa
menjaga suaminya agar tidak berpaling ke wanita lain dan juga karena rasa
cemburu yang berlebihan.
“Ya, sampai begitu! Bapak kan tahu sendiri,
suaranya yang serak-serak basah itu
disebabkan karena apa!
“Karena sering dipakai dong!
“Kami ibu-ibu sepanjang gang ini
sudah sepakat, dia harus diusir!
“Apa
Pak RT tidak tahu
apa yang dimaksud
dengan adegan-adegan erotis?
Apa Pak RT
tidak tahu dampaknya bagi keidupan
keluarga?...wanita yang
indekost di tempat ibu Saleha, kehidupan
seksual warga masyarakat harus
terganggu? Sampai kapan semua ini berlangsung?.”
Karakter kelima adalah “Hansip”
Dalam
lakon ini hansip juga mempunyai karakter seperti para lelaki di atas akantetapi
hansip ini masih mempunyai rasa hormat terhadap pekerjaannya. Bukti kalau
hansip masih menghormati tugasnya adalah sebagai berikut.
“Pak
RT dan ibu-ibu bentrok lagi.
Sampai akhirnya, situasi bisa di amankan
oleh hansip. Hansip kembali datang dengan terengah-engah setelah berhasil mengusir ibu-ibu.”
Sedangkan sifat seperti para lelaki di atas
dapat dilihat dari jawaban hansip atas pertanyaan yang diajukan Pak. RT.
Pak. RT: Aku tahu, maksudku kamu
membayangkan adegan-adegan erotis atau
tidak kalu mendengar dia mandi?
Hansip : Iya, Pak.
2.
Analisis Alur
Dalam lakon “ Dilarang Menyayi Di Kamar Mandi” karya Gusmel Riyadh
ceritanya tidak diawali dengan
perkenalan tokoh-tokohnya, melainkan langsung pada peristiwa demi peristiwa,
langsung diawali dengan paparan situasi awal yang oleh pengarang diangkat
sebagai pendahuluan untuk masuk ke dalam cerita. Setelah itu pengarang
mengembangkan isi ceritanya kemudian pengarang mengembangkan cerita tersebut
menuju klimaks dan yang terakhir peleraian yang sekaligus sebagai penyelesaian.
Situasi awal Pengembangan Klimaks
Peleraian
Cerita
Situasi
awal yang oleh pengarang sebagai pendahuluan untuk masuk ke dalam cerita adalah
adanya rasa ketidaknyamanan para ibu-ibu kompleks terhadap Zus yang setiap
mandi sambil bernyanyi yang kemudian mengakibatkan para suami ibu-ibu tersebut
menjadi dingin terhadap para istri dan sering membayangkan sesuatu adegan
dengan Zus.
IBU-IBU
Bapak boleh
tidak percaya, tapi suara
itu telah merugikan
warga di kampung ini
IBU-IBU
Betul Pak, terutama yang sudah
berkeluarga seperti kami.
IBU-IBU
Semenjak suara
itu mulai muncul,
kebahagiaan rumah tangga
kami terganggu.
Pengembangan
ceritanya adalah para ibu-ibu menginginkan Zus diusir dari kampung itu,
sedangkan Pak.RT juga tidak tega, karena itu bukan sepenuhnya salah Zus. Itu
salahnya para suami yang daya khayalnya terlalu tinggi dan berlebihan.
“Kami
ibu-ibu sepanjang gang ini sudah sepakat, dia harus diusir!”
Sedangkan klimaksnya adalah para
lelaki masih saja terus menguping Zus mandi, sambil membayangkan sesuatu yang
tidak-tidak. Padahal jelas-jelas para ibu-ibu sudah seperti orang kebakaran
jenggot.
“Dendang kecil
itu segera menjadi nyanyian
yang mungkin tidak teralu
merdu tapi ternyata merangsang khayalan
menggairahkan. Suara wanita itu
serak-serak basah, entah apa pula
yang dibayangkan orang- orang dibalik tembok dengan
suara yang serak-serak basah itu. Wajah
mereka seperti
orang lupa dengan keadaan sekelilingnya. Agaknya nyanyian
wanita itu telah menciptakan sebuah dunia
di kepala mereka dan
mereka sungguh-sungguh senang berada disana.”
Peleraian masalah ini adalah Pak. RT
meminta secara baik-baik kepada Zus untuk meningglakan kampung itu dan kemudian
Pak.RT mendirikan. Fitness centre yang
mengajarkan Senam Kebahagiaan Rumah
Tangga. Dikarenakan para lelaki masih saja membayangkan Zus yang sedang mandi
dan berlanjut ke adegan-adegan erotis selanjutnya.
“Baiklah,
Bapak-bapak Ibu-Ibu saya sudah memutuskan,
akan mendirikan fitness
centre di kampung
ini. Di fitness
centre itu akan diajarkan
Senam Kebahagiaan Rumah Tangga yang
wajib diikuti ibu-ibu, supaya
bisa membahagiakan suaminya. pembukaan fitness center itu kelak, kalau
bisa dihadiri Jane Fonda,
Ade Rai, Viki Burki,
dan Miyabi.”
No comments:
Post a Comment