Translate

Monday, May 20, 2013

ESAI KRITIK DRAMA Putri Bayu Pungkasari

KARAKTER TOKOH DAN ALUR
“LAKON DILARANG MENYANYI DI KAMAR MANDI”
KARYA GUSMEL RIYADH
Oleh
Putri Bayu Pungkasari - 100211406101

1. Analisis Karakter Tokoh
            Dalam lakon dilarang menyanyi di kamar mandi karya Gusmel Riyadh ini di dalamnya terdapat lima karakter tokoh, yaitu Pak. RT, Hansip, Ibu-Ibu, Zus dan Lelaki. Pengidentifikasian tokoh Pak. RT dalam lakon ini dapat kita ketahui dari jabatannya. Dilihat dari jabatannnya saja Pak. RT ini pasti mempunyai sikap wibawa dan menjadi penengah dalam setiap masalah di desanya, hal tersebut dapat kita ketahui dari penggalan percakapannya.
            “lho, lho, lho, sabar dulu. Semuanya harus dibicarakan baik-baik.             Dengan musyawarah, dengan Mufakat, jangan main hakim sendiri. Dia             kan tidak membuat kesalahan apa-apa?,... Banyak  penyanyi Jazz   suaranya serak-serak basah,  tidak menimbulkan masalah.  Padahal lagu-            lagunya tersebar ke seluruh dunia.“



            Tidak hanya mempunyai sikap yang berwibawa dan selalu menjadi penengah, Pak. RT juga mempunyai sikap atau rasa yang dia tidak mahu menyalahkan seseorang atas sesuatu yang sebenarnya itu tidak salah, akantetapi banyak orang yang menganggap hal itu salah maka hal tersebut  menjadi salah.
            “Terlalu! Pikiran sendiri kemana-mana, orang lain disalahkan.”
            “Bukan salah wanita  itu dong! Salahnya  sendiri kenapa  mesti      membayangkan yang tidak-tidak? Apa tidak ada pekerjaan lain?”
            “Pengalamannya yang panjang sebagai ketua RT membuat saya hafal,       segala sesuatu  bisa disebut kebenaran  hanya jika dianut orang banyak...,        karena  dianggap memang sudah seharusnya.”
            “Tidak mungkin, wanita itu tidak bersalah. Bahkan melarangnya nyanyi    saja sudah keterlaluan. “
            Memang tidak mudah menjadi seorang pemimpin yang harus mengatur beratus-ratus, bahkan beribu-ribu juta masyarakat atau warga dengan berbagai macam tujuan dan berbagai macam fikiran serta kemahuan mereka. Pemimpin harus tegas dan harus cepat mengambil keputusan sebelum masalah yang ada tambah runyam. 
            “Aduh, terimakasih  banyak Zus. Harap  maklum Zus, saya  cuma tidak    ingin masyarakat menjadi resah.”
            “Begitulah Zus, saya  harap Zus  berbesar  hati  menghadapi semua  ini.   Maklumlah  orang  kampung  Zus,  kalau sedang  emosi  semaunya             sendiri.”

Karakter yang kedua adalah “Zus”
            Dia adalah seorang wanita yang mempunyai kelapangan hati dan sabar menerima segala sesuatu serta mau mengerti sebuah keadaan yang sebenarnya itu bukan salahnya. Tapi kesalahan orang lain saja yang terlalu berlebihan mengimajinasikannya.
            “Baiklah Pak RT, Saya usahakan untuk tidak menyanyi di kamar mandi.               Akan  saya usahakan  agar  mulut saya tidak mengeluarkan  suara sedikit   pun.”
            “Wanita itu lagi-lagi tersenyum penuh pengertian.”
            “Sudahlah Pak, jangan dipikir, saya mau pindah ke kondominium saja,     supaya tidak mengganggu orang lain.”

Karakter yang ketiga adalah para lelaki
            Dalam lakon ini para lelaki mempunyai sifat yang negatif, dalam arti fikirannya jorok dan kelakuannyapun juga tidak baik. Itu terbukti dari kegemaran mereka yang selalu di balik tembok ketika Zus mandi dan fikirannya pun juga melayang ke hal-hal negatif itu dapat diketahui dari prolog sebagai berikut.
            “Suara wanita itu serak-serak basah, entah apa  pula yang  dibayangkan              orang-orang  dibalik tembok  dengan   suara yang serak-serak  basah  itu.       Wajah  mereka  seperti  orang  lupa,...mereka sungguh-sungguh senang    berada disana.”
            “Kalau dia menyanyi suaranya sexy sekali,... aku tidak bisa tidak   membayangkan  tubuh yang begitu penuh dan berisi. Seandainya tubuh itu             ku peluk dan kubanting ke tempat tidur. Seandainya ..”
Karakter keempat adalah Ibu-ibu
            Cemburu itu memang wajar, tapi kalau cemburu manjadi iri dan menimbulkan masalah itu baru tidak wajar. Dalam lakon ini para ibu-ibu memiliki sifat egois, menilai seseorang sesukanya dan main hakim sendiri. Sebenarnya masalah yang timbul itu bukan dari Zus akan tetapi dari suaminya sendiri dan para istri yang tidak bisa menjaga suaminya agar tidak berpaling ke wanita lain dan juga karena rasa cemburu yang berlebihan.
            “Ya, sampai begitu! Bapak kan tahu sendiri, suaranya yang serak-serak    basah itu disebabkan karena apa!
            “Karena sering dipakai dong!
            “Kami ibu-ibu sepanjang gang ini sudah sepakat, dia harus diusir!
            “Apa  Pak  RT  tidak tahu  apa  yang  dimaksud  dengan  adegan-adegan   erotis?  Apa  Pak  RT  tidak tahu dampaknya  bagi  keidupan              keluarga?...wanita yang indekost di tempat  ibu Saleha, kehidupan seksual             warga masyarakat harus terganggu? Sampai kapan semua ini             berlangsung?.”

Karakter kelima adalah “Hansip”
            Dalam lakon ini hansip juga mempunyai karakter seperti para lelaki di atas akantetapi hansip ini masih mempunyai rasa hormat terhadap pekerjaannya. Bukti kalau hansip masih menghormati tugasnya adalah sebagai berikut.
            “Pak  RT  dan ibu-ibu bentrok lagi. Sampai akhirnya, situasi bisa di           amankan oleh hansip. Hansip kembali datang dengan terengah-engah             setelah berhasil mengusir ibu-ibu.”
Sedangkan sifat seperti para lelaki di atas dapat dilihat dari jawaban hansip atas pertanyaan yang diajukan Pak. RT.
            Pak. RT: Aku tahu, maksudku kamu membayangkan adegan-adegan erotis            atau tidak kalu mendengar dia mandi?
            Hansip            : Iya, Pak.



2. Analisis Alur
            Dalam lakon “ Dilarang Menyayi Di Kamar Mandi” karya Gusmel Riyadh
ceritanya tidak diawali dengan perkenalan tokoh-tokohnya, melainkan langsung pada peristiwa demi peristiwa, langsung diawali dengan paparan situasi awal yang oleh pengarang diangkat sebagai pendahuluan untuk masuk ke dalam cerita. Setelah itu pengarang mengembangkan isi ceritanya kemudian pengarang mengembangkan cerita tersebut menuju klimaks dan yang terakhir peleraian yang sekaligus sebagai penyelesaian.


 


Situasi awal                 Pengembangan        Klimaks           Peleraian
                                    Cerita                                                 

            Situasi awal yang oleh pengarang sebagai pendahuluan untuk masuk ke dalam cerita adalah adanya rasa ketidaknyamanan para ibu-ibu kompleks terhadap Zus yang setiap mandi sambil bernyanyi yang kemudian mengakibatkan para suami ibu-ibu tersebut menjadi dingin terhadap para istri dan sering membayangkan sesuatu adegan dengan Zus.
            IBU-IBU         
            Bapak  boleh  tidak  percaya, tapi  suara  itu  telah  merugikan  warga  di   kampung ini
            IBU-IBU        
            Betul Pak, terutama yang sudah berkeluarga seperti kami.
            IBU-IBU       
            Semenjak  suara  itu  mulai  muncul,  kebahagiaan  rumah  tangga  kami   terganggu.

            Pengembangan ceritanya adalah para ibu-ibu menginginkan Zus diusir dari kampung itu, sedangkan Pak.RT juga tidak tega, karena itu bukan sepenuhnya salah Zus. Itu salahnya para suami yang daya khayalnya terlalu tinggi dan berlebihan.
            “Kami ibu-ibu sepanjang gang ini sudah sepakat, dia harus diusir!”
            Sedangkan klimaksnya adalah para lelaki masih saja terus menguping Zus mandi, sambil membayangkan sesuatu yang tidak-tidak. Padahal jelas-jelas para ibu-ibu sudah seperti orang kebakaran jenggot.
            “Dendang  kecil  itu segera  menjadi  nyanyian   yang  mungkin   tidak       teralu merdu   tapi ternyata merangsang khayalan menggairahkan. Suara wanita itu serak-serak basah, entah apa  pula yang  dibayangkan  orang-  orang  dibalik tembok  dengan   suara yang serak-serak  basah  itu. Wajah              mereka  seperti  orang  lupa dengan   keadaan sekelilingnya. Agaknya        nyanyian wanita  itu telah  menciptakan sebuah  dunia  di kepala mereka            dan mereka sungguh-sungguh senang berada disana.”
            Peleraian masalah ini adalah Pak. RT meminta secara baik-baik kepada Zus untuk meningglakan kampung itu dan kemudian Pak.RT mendirikan. Fitness  centre yang mengajarkan Senam Kebahagiaan  Rumah Tangga. Dikarenakan para lelaki masih saja membayangkan Zus yang sedang mandi dan berlanjut ke adegan-adegan erotis selanjutnya.
            “Baiklah, Bapak-bapak Ibu-Ibu saya  sudah  memutuskan,   akan mendirikan  fitness  centre  di  kampung  ini.  Di  fitness  centre  itu  akan             diajarkan Senam Kebahagiaan  Rumah Tangga yang wajib diikuti ibu-ibu,             supaya bisa membahagiakan suaminya. pembukaan fitness center itu        kelak,  kalau  bisa  dihadiri  Jane Fonda,  Ade Rai,  Viki  Burki,  dan           Miyabi.”




No comments:

Post a Comment