NILAI-NILAI
DALAM CERPEN LAILA KARYA PUTU WIJAYA
Oleh:
Novi Indriani
Sinopsis
Cerpen LAILA mengisahkan
tentang kehidupan seorang pembantu rumah tangga yang bekerja pada sebuah
keluarga yang disebutkan sebagai keluarga “Tokoh Saya”. Dimana dalam keluarga
ini mengalami sekelumit masalah rumah tangga yang dikarenakan takut ditinggal
pembantunya berhenti bekerja. Laila adalah si pembantu tersebut yang mengalami
KDRT ( Kekerasan Dalam Rumah Tangga) secara fisik maupun non fisik oleh
suaminya dari masalah materi hingga poligami. Ia seorang istri dan ibu yang
patuh kepada suaminya hingga menerima segala perlakuan kasar dari suaminya dan
dipaksa menjadi tulang punggung keluarga. Ia wanita jawa yang menerima keadaan
dimana seorang istri harus berbakti, menurut kepada suami walaupun harga diri
diinjak – injak. Keadaan tersebut membuat keluarga “tokoh Saya” dimana tempat
dia bekerja menjadi gemas melihat keadaan si Laila tanpa berani berbuat apa –
apa. Hingga suatu hari istri dari “tokoh Saya” memberikan shock terapi kepada
Laila hingga akhirnya Laila dapat mengambil suatu keputusan untuk hidup dan
dirinya sendiri juga anaknya dari belenggu suaminya.
Pembahasan
Sistem Penilaian dalam Cerpen “Laila” karya Putu Wijaya
Dalam makalah ini akan dibahas
tentang Penilaian Absolutisme dalam cerpen “Laila”
1.Nilai Moral
Dalam cerpen ini nilai moral
terkandung dalam dialog tokoh “Saya” dan “Istri Saya”:
Saya bingung.
“kenapa bangsat itu malah
mengurus misannya, bukan istrinya?”
“sebab misan Laila itu
perempuan!”
“Gila! Istrinya juga
perempuan!”
“Tapi perempuan itu lebih muda!
Dan Romeo sudah mau menikahi si Neli!”
Disini Romeo (Suami Laila)
diceritakan berselingkuh dengan saudara misan Laila yang tinggal satu rumah
dengan Laila.
2.Nilai Sosial
Nilai sosila terkandung dalam
cerpen ini, yaitu pada saat Laila dibelikan motor baru olaeh majikannya, hal
itu membuat iri para pembantu tetangga. Ini bias kita lihat pada kutipan
berikut:
Sejak itu Laila masuk kerja
mennunggang motor. Mobilitasnya lebih rapih. Dia selalu dating tepat waktu. Anaknya
bangga sekali duduk di boncenggannya. Meski para pembantu lain keki, menganggap
nasib Laila terlalu bagus, tidak kami pedulikan. Yang penting Laila tetep setia
di posnya.
Sistem
Nilai dalam Masyarakat
Sastra merupakan penggambaran
kehidupan yang dituangkan melalui media tulisan. Terdapat hubungan yang erat
antara sastra dan kehidupan, karena fungsi sosial sastra adalah bagaimana ia
melibatkan dirinya ditengah-tengah kehidupan masyarakat.
Melalui sastra, pola pikir
seseorang atau kelompok masyarakat dapat terpengaruh. Karena sastra merupakan
salah satu kebudayaan, sedangkan salah satu unsur kebudayaan adalah sebagai
sistem nilai. Oleh karena itu, di dalam sebuah karya sastra tentu akan terdapat
gambaran-gambaran yang merupakan sistem nilai. Nilai-nilai yang ada itu
kemudian dianggap sebagai kaidah yang dipercaya kebenarannya, sehingga pola
pikir masyarakat dapat terbentuk melalui karya sastra.
Hubungan
Nilai dalam Cerita Rekaan dan Nilai dalam Masyarakat
Sastra Sebagai Sumber Nilai
Bagi Masyarakat
Terdapat berbagai macam aliran
dalam karya sastra, salah satunya adalah aliran realisme. Aliran tersebut
memfokuskan karya sastra terhadap apa yang ada di dalam kehidupan nyata. Oleh
karena itu, aliran ini sangat erat hubungannya dengan perubahan sosial yang terjadi
pada masyarakat kita.
Karya sastra yang menggunakan
aliran ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perubahan sosial bangsa
Indonesia, terutama dalam hal pola pikir. Contohnya saja Novel Siti Nurbaya
karya Marah Rusli yang mampu membuka pola pikir masyarakat kita yang sejak
zaman dahulu mengenal budaya kawin paksa. Novel tersebut memberikan kesan
kepada pembaca bahwa kawin paksa merupakan suatu hal yang negatif. Banyak
hal-hal negatif yang muncul akibat proses kawin paksa. Dengan adanya novel tersebut
pola pikir masyarakat cenderung berubah. Terutama dalam segi kehidupan
berkeluarga. Hal tersebut bisa terjadi tergantung bagaimana kekuatan
mempengaruhi yang ada di dalam karya sastra itu sendiri.
Selain novel di atas, Novel
Belenggu juga merupakan salah satu novel yang di dalamnya terdapat nilai-nilai
yang dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat. Melalui novel tersebut,
pengarang berusaha menyampaikan pesannya kepada pembaca bahwa di dalam
menjalani hubungan kekeluargaan waktu dan perhatian bagi antar anggota keluarga
sangat penting. Jika hal demikian tidak bisa terpenuhi, maka perpisahan adalah
konsekuensinya. Dengan adanya novel tersebut, pola pikir masyarakat tentu akan
terbangun. Masyarakat akan lebih mempertimbangkan nilai-nilai yang ada pada
karya tersebut karena karya tersebut mengemukakan alasan dan konsekuensi yang
kongkrit dalam kehidupan sehari-hari.
Di Indonesia misalnya, AS Darta
(seorang tokoh lekra) mengatakan bahwa hasil sastra baru dapat dikatakan
bernilai juga sepenuhnya bersifat sosial. Padahal nilai sesuatu (termasuk karya
sastra) hanya terletak pada fungsinya atau sifat estetiknya saja.
Karya sastra yang dapat
dipandang sebagai bayangan kemasyarakatan, karya sastra yang demikian dapat
dikatakan sebagai karya sastra yang mendukung masyarakat, mungkin dapat
dihubungkan dengan keadaan ekonomi, politik, keamanan, dan sebagainya.
Dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai sistem nilai dalam cerkan dan hubungan dalam masyarakat
dengan sistem sosial budaya. Hubungan karya sastra dengan sosial budaya sangat
erat. Sebagai bagian dari budaya, karya sastra mempunyai kaitan dengan
segi-segi budaya lainnya, seperti bahasa, agama, bermacam-macam kesenian,
sistem yang meliputi sistem nilai dalam masyarakat, tradisi, pola pikir, dan
sebagainya.
Hubungan karya sastra dengan
sosial budaya lebih jauh dapat kita ketahui dengan mempelajari hubungan nilai
dalam karya sastra dengan sistem nilai dalam masyarakat. Nilai dalam karya
sastra maksidnya adalah sistem norma yang diberlakukan dalam karya sastra dan
sistem nilai dalam masyarakat artinya sistem norma yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari.
Sebagai bagian dari sistem
sosial dan budaya, moral dengan karya sastra juga tidak dapat dipisahkan begitu
saja. Ada pendapat yang menyatakan bahwa karya sastra yang baik selelu memberi
pean kepaada masyarakat pembaca supaya berbuat baik. Pesan itu dinamakan moral,
orang biasa menyebut amanat
No comments:
Post a Comment