Translate

Wednesday, May 15, 2013

ESAI KRITIK PROSA M. Bagus Ishomuddin

FENOMENA KEIMANAN MASYARAKAT MUSLIM DALAM KARYA GUS MUS
Oleh
M. Bagus Ishomuddin



Keimanan yang ada pada seseorang harus senantiasa dan berkembang serta harus benar-benar dijaga kemurniaanya.Banyak masyarakat sekarang yang kurang begitu perduli tentang keimanan mereka, hal ini ditunjukkan dengan maraknya kasus kriminal yang melibatkan semua kalangan masyarakat. Dari kalangan bawah sampai kalangan atas, dari kalangan anak–anak sampai usia tua. Namun, ketika kita melihat fenomena tersebut, dapat menggambarkan pula bahwa dimensi ibadah tidak selalu menyebabkan perbaikan perilaku kepada pelakunya.
Salah satu media yang bisa memberikan inspirasi untuk meningkatkan keimanan kita adalah melalui karya sastra. Karya sastra juga mampu memberikan motivasi untuk meningkatkan keimanan. Seperti pendahulu–pendahulu kita yang mana mereka mengajak, mengingatkan untuk meningkatkan keimanannya yakni dengan menggunakan lagu, syi’iryang bisa juga disebut karya sastra. Sekarang salah satu sastrawan yang memberikan inspirasi untuk menambah keimanan ya melalui karya sastra adalah K.H Mustofa Bisri atau yang lebih kita kenal dengan Gus Mus.
Padakarya yang ditulisoleh Gus Mus kebanyakan mengangkat kisah–kisah yang berbau agama. Hal ini dikarenakan Gus Mus yang sejak kecil sudah hidup dilingkungan pondok pesantren dan sekarang menjadi pimpinan salah satu pondok pesantren yang ada di jawa tengah. Berangkat dari latarbelakanginilahkaryasastra yang diciptakanolehbeliaubanyak yang bernuansakanislam.
Karya KH. MustofaBisri yang dapat mencerminkan keimanan dalam masyarakat kekinian salah satu nya adalah ‘bidadari itu dibawa jibril’ dan pada cerpen ‘lebaran tinggal satu hari lagi’.
BIDADARI  ITU DIBAWA JIBRIL
Gus Mus pada karyanya yang berjudul ‘malaikat itu dibawa jibril’ menceritakan tentang keimanan seorang wanita yang dahulu sangat kiat ibadah dan menjunjung tinggi nilai agama dalam kehidupannya dengan setiap hari mengikuti kajian tentang agama sehingga menjadikan prinsip hidupnya menjadi keras. Dan menjadikan apa yang diucapkan oleh guru spiritualnya itu selalu benar. Namun terdapat keganjalan pada apa yang diajarkan oleh guru spiritualnya, bahkan hindun yang dulunya selalu memakai kerudung dan selalu menutup auratnya perlahan melepasnya dan kemudian lama kelamaan hindun pun keluar dari islam setelah mengikuti ajaran gurunya tersebut. Yang paling parahlagiketika guru tersebut mengaku sebagai malaikat jibril dan mengajak pengikutnya untuk berkumpul di suatu tempat untuk membersihkan diri dengan cara membakar diri.
Dalam kehidupan sehari–hari terdapat kasus yang sama seperti yang ada dalam cerpen malaikat itu dibawa jibril tercermin pada kehidupan orang – orang yang katanya ahli ibadah dengan memakai kerudung seperti ninja yang hanya kelihatan matanya saja dan orang–orang yang berjenggottebaldanmemakaicelanadiatasmata kaki beberapadiantaranyamerasabahwamereka paling benardiantarasesamanya. Dan sekarangbanyakjuga orang orang yang mengakunabiataurasul.Sehinggagusmusinginsedikit ‘menyentil’ dengankaryasastraberupacerpen yang berjudul ‘malaikatitudibawajibril’.
LEBARAN TINGGAL SATU HARI LAGI
Pada cerpen Gus Mus yang berjudul ‘Lebaran Tinggal Satu Hari Lagi’ ini menceritakan tentang kehidupan seseorang yang berjanji akan pulang sebelum hari lebaran. Sebelumnya Mat Soleh pamit kepada istrinya untuk berbisnis. Berbisnisapa, istrinya pun tak tahu bisnis apa yang sedang dilakukan oleh Mat Soleh. Namun tak seperti biasanya hatinya merasa sangat khawatir kepada Mat Soleh,entah apa mungkin berita-berita tentang terorisme yang selalu dilihat dan didengarnya, bisa mempengaruhi batinnya.
Dalam kehidupan sehari–hari banyak sekali kasus yang terjadi seperti apa yang ada dalam cerpen karya Gus Mus yang ‘berjudul lebaran tinggal satu hari lagi’. Beberapa tahun dulu, banyak terjadi pengeboman diberbagai tempat salah satunya adalah bom Bali yang dilakukan oleh teroris. Dari seorang teroris tersebut Gus Mus ingin sedikit menguak, memaparkan bagaimana kehidupan teroris tersebut. Kehidupan teroris tersebut penuh dengan kepalsuan. Seperti contoh dalam masyarakat dan keluarganya, mereka mengaku sebagai seorang berbisnis, bekerja merantau dsb, namun dalam kenyataannya apa yang mereka katakan adalah kebohongan yang hanya menutupi kodoknya sebagai teroris, namun mereka bekerja menjadi teroris dan ada pula yang dalam penyamaran mereka sebagai teroris ada yang bersikap ramah kepada tetangga, hingga masyarakat disekitar ataupun keluarga tidak menyangka bahwa meraka adalah teroris.

Sehingga dapat disimpulkan, bahwa cerpen-cerpen Gus Mus banyak mengangkat realita sosial dan tanpa mengesampingkan gaya penulisan yang berbau dengan agama. Seperti contoh realita malaikat palsu dan realita pada teroris seperti pada contoh cerpen yang ditulis salah satu sastrawan Indonesia yakni KH. Mustofa Bisri atau sering disebut Gus Mus.

No comments:

Post a Comment