Kesederhanaan Pilihan Kata dalam Naskah Drama
Dilarang Menyanyi Di Kamar Mandi
Karya Gusmel Riyadh
Oleh
Yunia Hardianti - 100211406107
Naskah drama
merupakan kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Naskah drama merupakan
suatu karangan atau cerita yang berupa tindakan atau perbuatan yang masih
berbentuk teks atau tulisan yang belum diterbitkan (pentaskan). Salah satu
naskah drama yang terkenal yaitu ‘Dilarang Menyanyi Di Kamar Mandi’ karya
Gusmel Riyadh. Dalam naskah drama ‘Dilarang Menyanyi Di Kamar Mandi’ mengandung
aspek sosiologis. Dalam naskah drama tersebut mengangkat sebuah kehidupan
bermasyarakat. Pengarang begitu pandai mendeskripsikan setting, terutama
setting suasana yang dapat menunjang aspek sosiologisnya. Setting suasana yang
digambarakan oleh pengarang membuat cerita itu menjadi lebih hidup. Hal itu
dapat dilihat pada kutipan berikut.
PAK
RT MELIHAT WAJAH-WAJAH YANG BERGAIRAH,
BAGAIKAN SIAP DAN TAK
SABAR LAGI MENGIKUTI PERMAINAN
YANG SEOLAH-OLAH PALING
MENGASYIKKAN DI DUNIA. LANTAS
SEGALANYA JADI BEGITU HENING.
BUNYI PINTU YANG DITUTUP TERDENGAR JELAS. BEGITU PULA
BUNYI RESLUITING ITU,
BUNYI GESEKAN KAIN-KAIN
BUSANA ITU, DENDANG- DENDANG KECIL ITU, YANG JELAS SUARA
WANITA. LANTAS BYAR-BYUR-BYAR-BYUR. WANITA ITU RUPA-RUAPNYA MANDI DENGAN
DAHSYAT SEKALI. BUNYI GAYUNG MENGHAJAR BAK MANDI MANTAB DAN
PENUH SEMANGAT. NAMUN
YANG DINANTI-NATIKAN PAK RT BUKAN
ITU. BUKAN PULA BUNYI GESEKAN SABUN KE
TUBUH YANG BASAH, YANG SANGAT TERBUKA
UNTUK DITAFSIRKAN SEBEBAS-BEBASNYA. YANG
DITUNGGU PAK RT ADALAH SUARA WANITA ITU.
DAN MEMANG DENDANG KECIL
ITU SEGERA MENJADI NYANYIAN
YANG MUNGKIN TIDAK TERALU MERDU TAPI TERNYATA MERANGSANG KHAYALAN
MENGGAIRAHKAN. SUARA WANITA ITU SERAK-SERAK BASAH, ENTAH APA PULA YANG
DIBAYANGKAN ORANG-ORANG DIBALIK TEMBOK DENGAN
SUARA YANG SERAK-SERAK BASAH ITU. WAJAH
MEREKA SEPERTI ORANG
LUPA DENGAN KEADAAN
SEKELILINGNYA. AGAKNYA NYANYIAN
WANITA ITU TELAH MENCIPTAKAN SEBUAH DUNIA
DI KEPALA MEREKA DAN MEREKA SUNGGUH-SUNGGUH SENANG BERADA DISANA.
Penggambaran
suasana dalam naskah tersebut begitu sempurna. Seolah-olah pembaca melihat
langsung cerita yang terjadi dalam naskah drama tersebut.
Pengarang tidak
hanya lincah dalam mendeskripsikan setting tetapi dengan kepiawaiannya
menggambarkan tokoh dan karakternya juga terlihat pada sosok Gusmel Riyad.
Tokoh-tokoh yang ada dalam naskah drama ‘Dilarang Menyanyi Di Kamar Mandi’
sungguh kelihatan alami, penuh kewajaran dan sesuai dengan keadaan yang
diceritakan. Tokoh-tokoh yang ada dalam naskah drama tersebut tidak terlalu
istimewa dan cukup sederhana, tetapi sangat menarik untuk dipahami. Tokoh-tokoh
yang ada dalam naskah dama tersebut diantaranyaPak RT, Hansip, Zus, Ibu-ibu,
dan Lelaki. Salah satu penggambaran karakter tokoh dapat dilihat pada kutipan
berikut.
PAK RT
“ lho, lho, lho, sabar dulu. Semuanya harus
dibicarakan baik-baik. Dengan musyawarah, dengan Mufakat, jangan main hakim
sendiri. Dia kan tidak membuat kesalahan apa-apa? Dia hanya menyanyi di kamar
mandi. Yang salah adalah imajinasi suami
ibu-ibu sendiri, kenapa harus membayangkan
adegan-adegan erotis? Banyak penyanyi Jazz suaranya serak-serak basah, tidak menimbulkan masalah. Padahal lagu-lagunya tersebar ke seluruh
dunia”.
PAK RT
“ Aduh, terimakasih banyak Zus. Harap maklum Zus, saya cuma tidak ingin masyarakat menjadi resah”.
PAK RT
“ Baiklah, Bapak-bapak
Ibu-Ibu saya sudah memutuskan,
akan mendirikan fitness centre
di kampung ini.
Di fitness centre
itu akan diajarkan Senam
Kebahagiaan Rumah Tangga yang wajib
diikuti ibu-ibu, supaya bisa membahagiakan suaminya. pembukaan fitness center
itu kelak, kalau
bisa dihadiri Jane Fonda,
Ade Rai, Viki Burki,
dan Miyabi”.
Dari kutipan di
atas dapat disimpulkan tokoh Pak RT mempunyai karakter sifat yang bijaksana,
bertanggung jawab dan tidak suka main hakim sendiri .
Kelebihan lain
dari Gusmel Riyad adalah dalam hal penggunaan pilihan kata. Pilihan kata yang
digunakan pengarang sangat jelas, lugas, dan sederhana. Namun, kesederhanaan
pilihan kata yang digunakan tidak menyebabkan cerita terkesan biasa-biasa saja
tetapi dengan kesederhanaannya dalam mnggunakan pilihan kata dapat membuat
pembaca, khususnya pembaca awam dapat dengan mudah memahami cerita yang
dimaksud pengarang. Walaupun pilihan kata yang digunakan sederhana tetapi
kata-kata sederhana tersebut mampu mendeskripsikan setting dan karakter tokoh
dengan jelas.
Pengarang dalam naskah drama ‘Dilarang
Menyanyi Di Kamar Mandi’ memang memiliki kelebihan di dalam mendeskripsikan
setting dan karakter tokoh. Hal ini bukan berarti pengarang terlepas dari
kekurangan. Di balik kepiawaiannya dalam menggambarkan karakter tokoh tersimpan
satu kekurangan yaitu, pengarang cenderung memberikan karakter sifat atau
perilaku yang bernilai negatif. Misalnya saja pada tokoh Ibu-Ibu dan Lelaki
yang cenderung mempunyai sifat yang kurang baik. Perilaku Ibu-ibu yang
sepertinya hanya memiliki kebiasaan buruk dalam hidupnya, seperti senang berteriak-teriak
dan selalu menyalahakan orang lain. Pengarang juga membiarkan tokoh-tokohnya,
terutama kaum lelaki yang terlena dalam dunia imajinasi hanya dengan
mendengarkan suara nyayian di kamar mandi, seakan-akan mereka kehausan akan ‘sex’. Hal itu dapat dilihat pada kutipan
berikut.
Ø IBU-IBU
Kami ibu-ibu sepanjang gang ini sudah
sepakat, dia harus diusir!
IBU-IBU (Bersahutan)
Ya, di usir!!
PAK RT
lho, lho, lho, sabar dulu. Semuanya harus
dibicarakan baik-baik. Dengan musyawarah, dengan Mufakat, jangan main hakim
sendiri. Dia kan tidak membuat kesalahan apa-apa? Dia hanya menyanyi di kamar
mandi. Yang salah adalah imajinasi suami
ibu-ibu sendiri, kenapa
harus
membayangkan adegan-adegan
erotis? Banyak penyanyi Jazz suaranya serak-serak basah, tidak menimbulkan masalah. Padahal lagu-lagunya tersebar ke seluruh
dunia.
IBU-IBU
Ooo itu lain sekali pak. Mereka tidak menyanyikannya
di kamar mandi dengan iringan bunyi jebar-jebur. u
IBU-IBU
Tidak ada bunyi resluiting!
IBU-IBU
Tidak ada bunyi sabun menggosok kulit!
IBU-IBU
Tidak ada bunyi karet celana dalam.
IBU-IBU
Nyanyian dikamar mandi yang ini berbahaya, karena ada unsur
telanjangnya Pak! Porno!
Pokoknya kalau Pak RT tidak
mengambil tindakan, kami sendiri yang akan beramai-ramai melabraknya!
IBU-IBU (Beramai-Ramai)
Ya! Betul!
Ø BELUM HABIS
KALIMAT SUAMI ITU, KETIKA
ISTRINYA BERTERIAK KERAS SEKALI, SEHINGGA TERDENGAR SEPANJANG
GANG.
ISTRI
Tolongngngngng! Suami saya berkhayal lagi!
Tolongngngngng!
TERNYATA
TERIAKAN ITU BERSAMBUT.
DARI SETIAP TERAS
RUMAH,
TERDENGAR TERIAKAN PARA IBU MELOLONG-LOLONG.
IBU-IBU
Tolongngngngng! Suami
saya memanggil-manggil nama
wanita itu. Tolongngngngng!
IBU-IBU
Tolongngngngng! Suami saya
membayangkan adegan seru lagi dengan wanita itu! Tolongngngngng!
Alangkah lebih
baik naskah drama tersebut, andaikata pengarang menceritakan kehidupan
masyarakat dengan melihat sisi baik perilaku tokohnya. Pengarang tidak hanya
menjelek-jelekkan perilaku tokohnya dalam naskah drama tersebut, melainkan juga
memunculkan kebaikan perilaku yang dimiliki tokoh walau hanya sedikit saja.
Naskah drama tersebut sangat menarik
untuk dibaca. Pendeskripsian setting, tokoh dan prilakunya, membuat cerita
tersebut sangat menarik. Pilihan kata yang digunakan begitu sederhana sehingga
pembaca dapat dengan mudah memahami ceritanya, khususnya pembaca awam. Di sisi
lain, naskah drama tersebut akan lebih menarik lagi, jika pengarang menampilkan
perilaku baik si tokoh, walau hanya sedikit. Mengingat naskah drama dapat digunakan
sebagai cermin realitas kehidupan, sudah pasti tidak selamanya penuh dengan
sisi keburukan, melainkan ada kebaikan yang dimiliki oleh tokoh-tokoh di dalam
naskah drama tersebut.
No comments:
Post a Comment