Watak Tokoh dalam Naskah
“Bila Malam
Bertambah Malam”
Karya Putu Wijaya.
Oleh:
Rizqa Era Fithrya
Dari
teks drama yang berjudul “Bila Malam Bertambah Malam” kita bisa melihat jika
semua yang ada di dunia ini adalah tadir Tuhan yang memang telah digariskan
untuk kita jalani. Meskipun itu hal yang terburuk sekalipun. Kita tidak boleh
membeda-bedakan antar sesama manusia. Di hadapan Tuhan kita itu semua sama.
Tidak ada manusia yang sempurna, semua pasti mempunyai kekurangan. Di dalam
teks drama ini terlihat sekali jika antara yang dianggap di bawah dan di atas
sebenarnya sama.
Tokoh-tokoh
dalam naskah drama yang berjudul “Bila Malam Bertambah Malam” ini mempunyai
watak/karakter yang berbeda-beda.
1.
Gusti Biang
Gusti
biang adalah seorang Janda yang begitu membanggakan ebangsawanannya. Gusti
biang mempunyai watak yang pemarah, keras, angkuh dan egois. Dalam kehidupan
sehari-harinya dia selalu marah-marah terhadap kedua abdi nya yang sangat
setia. Namun pada suatu malam dia telah menuduh Nyoman ingin meracuninya dengan
maksud membunuh dan mengambil hartanya. Seperti tampak pada teks berikut
NYOMAN : Obat-obat ini
dikirimkan dokter Gusti.
Harus dihabiskan.
GUSTI BIANG : Tidak, tidak. Aku tahu semuanya
itu. Kalau aku menelan semua
obat-obatmu itu, aku
akan tertidur seumur hidupku, dan
tidak akan bangun-bangun lagi, lalu good
bye. Lalu kau akan menggelapkan beras ke warung
cina. Kau selamanya iri hati
dan ingin membencanaiku ...
Kalau sampai aku
mati karena racunmu, Wayan akan
menyeretmu ke pengadilan.
Rasa
tidak senang Gusti Biang semakin memuncak ketika tahu bahwa Ngurah anak
satu-satunya mencintai Nyoman. Dia tidak setuju karena perbedaan kasta yang
tidak sepadan. Sikap Gusti Biang yang masih ingin mempertahankan tatanan lama
yang menjerat manusia berdasarkan kasta,membuat ia sombong dan memandang rendah
orang lain. Keangkuhan dan sifat semena-mena terhadap dua abdinya juga di
landasi oleh semangat kebangsawanan yang ditinggal oleh mantan suaminya.
Apalagi dia selalu menganggap bahwa suaminya adalah seorang pahlawan sejati.
2. Nyoman
Nyoman
adalah seorang gadis desa tinggal di puri tempat tinggal gusti biang. Selama
itu kebutuhan nyoman tercukupi oleh gusti biang. Namun karena Sikap Gusti Biang
yang masih ingin mempertahankan tatanan lama yang menjerat manusia berdasarkan
kasta,membuat ia sombong dan memandang rendah orang lain. Begitu pula terhadap
Nyoman. Nyoman yang selalu setia melayani Gusti Biang,harus rela bersabar
akibat sikap Gusti Biang yang menginjak-injak harga dirinya.Telah lama Nyoman
ingin meninggalkan puri itu karena ia sudah tidak sanggup menahan kemarahan
terhadap Gusti Biang. Nyoman tak kuasa lagi menahan emosi yang bertahun-tahun
ia pendam manakala Gusti Biang benar-banar menindasnya. Gusti Biang menuduh
Nyoman akan meracuninya dengan obat-obatan yang Nyoman berikan. Bahkan Gusti
Biang tidak segan-segan memukul Nyoman dengan tongkat. Akhirnya Nyoman meninggalkan
puri itu.
3. Wayan
Wayan
adalah salah seorang abdi gusti biang, wayang adalah seorang lelaki tua yang
dulu menjadi ajudan dan teman seperjuangan almarhum suami gusti biang yang
telah meninggal pada saat pertempuran melawan Belanda.
Wayan memiliki watak yang baik hati, setia, dan lucu. Kesetiaannya terhadap orang yang dicintainya tampak pada teks berikut.
Wayan memiliki watak yang baik hati, setia, dan lucu. Kesetiaannya terhadap orang yang dicintainya tampak pada teks berikut.
WAYAN : Tiyang
menghamba di sini
karena cinta tiyang kepadanya. Seperti
cinta Ngurah kepada
Nyoman. Tiyang tidak pernah
kawin seumur hidup dan
orang-orang selalu menganggap tiyang
gila, pikun, tuli, hidup. Cuma
tiyang sendiri yang
tahu, semua itu tiyang lakukan
dengan sengaja untuk melupakan kesedihan, kehilangan masa muda
yang tak bisa dibeli
lagi.
(Memandang Ngurah
dengan lembut. Tapi tiba-tiba
ia teringat sesuatu
dan kemudian
berkata)
Tidak. Ngurah
tidak boleh kehilangan
masa muda seperti bape
hanya karena perbedaan kasta. Kejarlah perempuan itu,
jangan-jangan dia mendapatkan
halangan di jalan. Dia pasti tidak akan berani pulang malam-malam begini.
Mungkin dia bermalam di
dauh pala di
rumah temannya. Bape akan
mengurus ibumu. Pergilah
cepat, kejar dia sebelum terlambat.
4. Ngurah
Ngurah
adalah anak gusti biang yang sedang menyelesaikan pendidikannya di universitas di
pulau jawa. Ngurah sangat mencintai nyoman, namun seperti yang dimaksudkan
dalam lakon tersebut bahwa cinta mereka terhalang oleh kasta. Karena pada
dasarnya sama dengan cinta gusti biang terhadap wayan yang terhalang oleh
kasta. Sehingga cinta itu berubah menjadi kemarah-marahan kesombongan dan
keegoisan Gusti Biang.
Ngurah
mempunyai watak yang berbeda dengan ibunya, ngurah mempunyai watak yang sangat
baik terhadap semua orang, bahkan dia sangat bijaksana terlebih ketika
mengetahui cerita sebenarnya tentang siapa ayah kandungnya sendiri yang
ternyata adalah wayan. Dia sama-sekali tidak marah bahkan karena kejujuran itu
cerita dalam lakon itu menjadi lebih baik. Pada akhirnya Gusti biang
mengijinkan Ngurah menikah dengan Nyoman.
No comments:
Post a Comment