PENGHIANATAN DALAM “BERGAUL
DENGAN DEBU HITAM”
Oleh
Agustin Prasetyawati - 100211404896
Drama
merupakan salah satu genre sastra. Menurut definisi, drama adalah ragam satra
dalam bentuk dialog yang dimaksudkan untuk dipertunjukkan di atas pentas
(Zaidan, 2000). Drama
memiliki bentuk sendiri, saat puisi kebanyakan berbentuk monolog dan novel atau
cerpen perpaduan dialog dan monolog, maka drama drama merupakan karya sastra
berupa dialog. Dengan melihat naskah pun pembaca akan mengetahui bahwa karya
tersebut adalah drama.
Pada
kesempatan ini, penulis akan mengkaji atau menganalisis sebuah drama yang
berjudul “Bergaul
dengan Debu Hitam”. Dalam mengkaji “Bergaul dengan Debu Hitam” penulis akan
menggunakan pendekatan objektif yaitu memusatkan perhatian semata-mata pada
unsur-unsur yang dikenal dengan analisis intrinsik (tema, penokohan, latar,
alur, konflik, amanat, sudut pandang dan gaya bahasa).
Sebelum masuk kepada pembahasan analisis naskah drama ini,
saya akan memaparkan isi naskah drama “Bergaul dengan
Debu Hitam” ini terlebih dahulu sebagai
berikut.
BABAK I
Tentang sepenggal kehidupan Inyung di
desa
Scene 1:
(narator
mendeskripsikan suasana di rumah Inyung yang sepi dan sangat sederhana)
Di sebuah desa di Jawa Timur, tinggallah
seorang gadis yang lugu bernama Inyung. Sejak kecil Inyung dirawat oleh
neneknya karena kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Tepat seminggu
setelah kematian neneknya, Inyung mulai berfikir untuk mencari pekerjaan ke
kota. Di bale-bale depan rumah neneknya, Inyung dan Hana bercakap-cakap)
Hana :
(sambil memeluk Inyung) aku ikut berduka cita atas meninggalnya nenekmu ya
Inyung. Maaf aku baru sempat kesini sekarang karena aku baru pulang dari
Surabaya tadi malam
Inyung : (sambil menahan tangis) terima kasih shinta. Aku hidup
sebatang kara sekarang.
Hana :
(duduk di sebelah Inyung) sudah lah. Jangan berlarut larut sedihnya. Kalau kamu
mau, kamu bisa ikut aku ke Surabaya. Kita bisa tinggal bersama disana.
Inyung : (menatap Hana) aku tidak punya keahlian apa-apa selain
menanam padi. Aku akan kerja apa di Surabaya nanti?
Hana :
(tersenyum sambil memgang tangan Inyung) tenang saja. Aku bisa mencarikan
kerjaan buat kamu. Aku jamin nanti kamu bisa cepat mengumpulkan uang dan
hidupmu jadi lebih bahagia
Inyung : (wajah penuh penasaran) kerja seperti apa itu? memang
aku lihat kamu sekarang bisa hidup berkecukupan (sambil melihat leher dan
pergelangan Hana yang penuh dengan perhiasan emas)
Hana :
(tersenyum) sudahlah..yang penting kamu ikut aku ke Surabaya. Lusa aku pulang
ke Surabaya. Kalau kamu berniat ikut, kita bisa berangkat bersama-sama
Inyung : baiklah, aku pikir-pikir dulu
BABAK II
Tentang kehidupan Hana di Surabaya
Scene 2:
(narator
mendeskripsikan suasana di tempat lokalisasi di Surabaya)
Di sebuah perkampungan lokalisasi, Inyung dibawa Hana untuk diperkenalkan dengan Tante Risa. Sejak dari ujung gang, Inyung melihat banyak perempuan dengan dandanan menor duduk duduk di teras rumah.
Di sebuah perkampungan lokalisasi, Inyung dibawa Hana untuk diperkenalkan dengan Tante Risa. Sejak dari ujung gang, Inyung melihat banyak perempuan dengan dandanan menor duduk duduk di teras rumah.
Hana :
halo Tante Risa, kenalin nih temenku, Inyung
Tante Risa : halo Inyung, kamu cantik sekali (sambil menelusuri wajah dan
tubuh Inyung dari atas sampai bawah)
Inyung : (tersenyum malu) terima kasih Tante. saya Inyung. Kata
Hana saya mau diajak kerja di tempat tante
Tante Risa : (tersenyum lebar dengan bahasa tubuh yang sangat ramah) oh boleeh
..kerjanya ngga susah kok. Hanya menemani tamu ngobrol. Tapi Inyung harus
selalu tampil cantik supaya tamunya betah (sambil melirik ke arah Hana)
Inyung : (penasaran) kelihatannya mudah tante..saya mau coba
Kemudian Tante Risa mengajak Inyung ke dalam
sebuah kamar rias, mendandani Inyung dan mengganti baju yang dipakai Inyung.
Tidak lama kemudian setelah keluar kamar Inyung sudah tidak menemukan Hana
lagi.
Inyung : (gelisah dan bingung) Hana dimana tante, kemana dia kok
tiba-tiba menghilang
Tante Risa : sudahlah..tidak usah mencari Hana. kamu disini bersama tante
saja (memanggil Mas panji untuk masuk ke ruang tamu)
Mas panji : weleh - weleh (tersenyum genit) ada koleksi baru ya tante
Tante Risa : (tersenyum lebar) fresh from the oven...Nah Inyung, kenalkan,
ini Mas panji. kamu coba temani Mas panji dulu ya. tante masih ada urusan
(sambil berlalu meninggalkan Inyung dan Mas panji)
Inyung : (wajah penuh ketakutan) saya harus melakukan apa om?
Akhirnya Inyung tahu kalau dia telah dijual
oleh Hana, teman dekatnya sejak kecil ke Tante Risa dan sejak saat itu dia
hidup sebagai wanita penghibur tanpa pernah tahu Hana ada dimana.
Berikut adalah hasil analisis mengenai naskah drama yang
telah dipilih yaitu drama yang berjudul “Bergaul
dengan Debu Hitam”. Adapun dalam analisis ini
akan dibahas mengenai unsur-unsur instrinsik yang membangun drama ini, yakni
alur, latar, penokohan, tema, dan amanat yang membangun drama yang dimaksud.
Pertama-tama unsur yang akan dibahas adalah alur. Alur
merupakan sebuah unsur yang membangun dalam karya sastra, termasuk drama.
Dengan adanya alur, maka cerita yang ada dalam drama akan semakin baik karena
alur ibarat sebagai pusat penceritaan dalam sebuah drama dan juga jenis-jenis
karya sastra yang lain. Dalam drama “Bergaul
dengan Debu Hitam” ini alur yang dipakai oleh
pengarang adalah alur yang lazim digunakan dalam drama yakni alur maju. Ini
terdapat dalam sebagian besar drama. Mungkin hanya sebagian kecil saja drama
yang memiliki alur berbeda. Hal ini dimaksudkan agar dalam mementaskan drama
tidak perlu lagi terlalu repot mempersiapkan dan mengatur adegan-adegan yang
membutuhkan lebih banyak efek dan persiapan. Sama pula dalam naskah drama ini
yang dibawakan dengan alur maju sehingga membuat drama ini mudah untuk
dipentaskan. Terlihat dalam drama ini cerita tidak dibawakan dengan rumit dan
menyusahkan. Hal ini terbukti dari dialog-dialog yang singkat dan langsung
blak-blakan dalam melukiskan keadaan yang ada pada area lokalisasi. Dalam drama
ini pengarang ingin mengungkap bagaimana kehidupan kelam yang begitu miris di
kota pahlawan yang terkenal dengan area lokalisasi atau penjualan wanita.
Kemudian latar yang terdapat dalam drama “Bergaul dengan Debu Hitam” adalah tentang
latar tempat di mana para tokoh melakukan dialog maupun adegan dalam cerita.
Dalam drama ini menggunakan latar di rumah Inyung yang menjadi tempat
kesepakatan Hana untuk mencarikan Inyung sebuah pekerjaan.
Di sebuah desa di Jawa Timur, tinggallah seorang gadis yang
lugu bernama Inyung. Sejak kecil Inyung dirawat oleh neneknya karena kedua
orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Tepat seminggu setelah kematian
neneknya, Inyung mulai berfikir untuk mencari pekerjaan ke kota. Di bale-bale
depan rumah neneknya, Inyung dan Hana bercakap-cakap.
Latar yang lain yakni di area lokalisasi di mana tempat
Inyung diperkenalkan kepada Tante Risa, seorang germo yang akan menerima Inyung
sebagai wanita yang akan dijual di area lokalisasi itu.
Di sebuah perkampungan lokalisasi, Inyung dibawa Hana untuk
diperkenalkan dengan Tante Risa. Sejak dari ujung gang, Inyung melihat banyak
perempuan dengan dandanan menor duduk duduk di teras rumah.
Berikutnya adalah penokohan yang terdapat dalam drama. Dalam
drama ini tokoh terdiri dari 4 orang, yaitu Inyung, Hana, Tante Risa, dan Mas
Panji. Inyung merupakan
seorang perempuan muda dari desa yang manis dan lugu. Hana merupakan seorang
perempuan sexy berumur 25 tahun, seorang wanita tuna Saniala di Surabaya dan
merupakan sahabat baik Inyung.
Hana : (sambil memeluk Inyung) aku ikut berduka cita atas
meninggalnya nenekmu ya Inyung. Maaf aku baru sempat kesini sekarang karena aku
baru pulang dari Surabaya tadi malam
Inyung : (sambil menahan tangis) terima
kasih shinta. Aku hidup sebatang kara sekarang.
Hana : (duduk di sebelah Inyung) sudah lah. Jangan berlarut
larut sedihnya. Kalau kamu mau, kamu bisa ikut aku ke Surabaya. Kita bisa
tinggal bersama disana.
Inyung : (menatap Hana) aku tidak punya
keahlian apa-apa selain menanam padi. Aku akan kerja apa di Surabaya nanti?
Hana : (tersenyum sambil memgang tangan Inyung) tenang
saja. Aku bisa mencarikan kerjaan buat kamu. Aku jamin nanti kamu bisa cepat
mengumpulkan uang dan hidupmu jadi lebih bahagia
Tokoh
selanjutnya adalah tante Risa merupakan
seorang germo, meskipun sudah berusia 45 tahun, dia masih kelihatan
cantik dan selalu berpenampilan rapi, pintar berbicara dan meyakinkan orang.
Hana : halo Tante Risa, kenalin nih temenku, Inyung
Tante Risa : halo Inyung, kamu cantik sekali (sambil
menelusuri wajah dan tubuh Inyung dari atas sampai bawah)
Inyung : (tersenyum malu) terima kasih
Tante. saya Inyung. Kata Hana saya mau diajak kerja di tempat tante
Tante Risa : (tersenyum lebar dengan bahasa tubuh
yang sangat ramah) oh boleeh ..kerjanya ngga susah kok. Hanya menemani tamu
ngobrol. Tapi Inyung harus selalu tampil cantik supaya tamunya betah (sambil
melirik ke arah Hana)
Inyung : (penasaran) kelihatannya mudah
tante..saya mau coba
Tokoh
yang terakhir adalah Mas panji yang merupakan seorang pria yang sering
mengunjungi tempat lokalisasi yang memiliki karakter genit dan merupakan
seorang yang kaya.
Inyung : (gelisah dan bingung) Hana dimana
tante, kemana dia kok tiba-tiba menghilang
Tante Risa : sudahlah..tidak usah mencari Hana. kamu
disini bersama tante saja (memanggil Mas panji untuk masuk ke ruang tamu)
Mas panji : weleh - weleh (tersenyum genit) ada
koleksi baru ya tante
Tante Risa : (tersenyum lebar) fresh from the
oven...Nah Inyung, kenalkan, ini Mas panji. kamu coba temani Mas panji dulu ya.
tante masih ada urusan (sambil berlalu meninggalkan Inyung dan Mas panji)
Inyung : (wajah penuh ketakutan) saya
harus melakukan apa om?
Selanjutnya adalah tema yang terdapat dalam drama ini yaitu
tema persahabatan dan dunia kelam. Drama ini mencerminkan penghianatan yang
dilakukan oleh seorang teman yang tega menjerumuskan temannya sendiri ke dalam
dunia kelam. Dia hanya mementingkan dirinya sendiri karena dia akan mendapatkan
keuntungan yang besar tanpa memikirkan nasib temannya yang menderita menjalani
kehidupan barunya di dunia lokalisasi.
Inyung : (gelisah dan bingung) Hana dimana
tante, kemana dia kok tiba-tiba menghilang
Tante Risa : sudahlah..tidak usah mencari Hana. kamu
disini bersama tante saja (memanggil Mas panji untuk masuk ke ruang tamu)
Mas panji : weleh - weleh (tersenyum genit) ada
koleksi baru ya tante
Tante Risa : (tersenyum lebar) fresh from the
oven...Nah Inyung, kenalkan, ini Mas panji. kamu coba temani Mas panji dulu ya.
tante masih ada urusan (sambil berlalu meninggalkan Inyung dan Mas panji)
Inyung : (wajah penuh ketakutan) saya
harus melakukan apa om?
Akhirnya Inyung tahu kalau dia telah dijual oleh Hana, teman
dekatnya sejak kecil ke Tante Risa dan sejak saat itu dia hidup sebagai wanita
penghibur tanpa pernah tahu Hana ada dimana.
Dan terakhir adalah amanat yang terdapat dalam drama, yakni
memiliki amanat yang ingin disampaikan kepada para semua orang, baik anak muda
maupun sudah tua agar lebih berhati-hati saat memilih teman. Tidak semua teman
baik untuk kita. Kita yakin bahwa seorang teman pastinya akan menemani kita dan
membimbing kita ke arah kebaikan dan keselamatan. Namun di balik itu semua kita
juga harus tetap waspada terhadap teman yang hanya akan menjerumuskan kita pada
kehidupan yang kelam karena pergaulan juga akan menentukan sukses dan tidaknya
kita dalam menjalani kehidupan ini.
Selain itu, drama tersebut juga mencerminkan kehidupan
masyarakat saat ini yang semakin gila harta. Mereka tidak pernah memikirkan
baik atau tidaknya cara mereka untuk mendapatkan harta tersebut. Namun yang
mereka pikirkan hanyalah bagaimana mereka dapat mendapatkan harta yang banyak
dalam waktu yang singkat dan dengan cara yang mudah. Sama halnya dengan dunia
prostitusi ini. Mereka yang tega melakukan penjualan wanita tidak memikirkan bagaimana
batin mereka-mereka yang mereka jual, mereka hanya mengejar harta yang akan
diperolehnya dari penjualan wanita tersebut. Begitu pula dengan korban atau
wanita yang dijual. Meski awalnya mereka merasa keberatan, namun karena
terlanjur merasa hina, mereka akhirnya rela melanjutkan pekerjaannya itu
seterusnya demi bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. Karena mereka merasa tak ada
pekerjaan lain yang pantas bagi mereka yang telah hina.
Berdasarkan uraian tersebut maka kita sebagai generasi
penerus bangsa yang berpendidikan selayaknya kita tidak mencontoh hal tersebut.
Jangan mudah dibodohi orang-orang yang ingin menjerumuskan kita untuk ikut ke
dalam hal-hal yang buruk. Kita harus bisa memilih, mana yang baik dan mana yang
buruk. Kita yang berpendidikan seharusnya bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik dan halal sehingga dapat menghasilkan harta yang halal dan barokah pula.
Daftar Rujukan:
Kususun. 2013. Contoh Naskah Drama Teater Terbaru,
(Online), (http://kususun.blogspot.com/2013/03/contoh-naskah-drama-teater-terbaru.html, diakses pada 26
April 2013).
No comments:
Post a Comment